NUNUKAN,NIAGA.ASIA-Sebanyak 16 pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Nunukan akan diberangkatkan mengikuti ajang Wonderdul Indonesia Festival 2019 yang di gelar selama 3 hari 15 – 17 di Gedung Dewan Tawau, Sabah Malaysia.
“Kami sudah kumpulkaan pelaku UKM dan mereka diberikan penjelasan singkat terkait ajang festival,” kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perdagangan Nunukan Yoseph, Selasa (13/11/2019).
Yoseph menerangkan, ajang Wonderdul Indonesia Festival 2019 adalah pameran sekaligus festival rutin digelar Konsulat RI Tawau Malaysia dengan menghadirkan pelaku UKM termasuk potensi pariwisata Indonesia dari Kabupaten Nunukan, Tarakan, Dinas Pariwisata Provisni Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, dharma wanita, dan perwakilan Kementerian Perdagangan dan Pariwisata.
“Kali ini pelaku usaha dikoordinir pemerintah daerah, berbeda sebelumnya pelaku UKM hadir atas dana pribadi tanpa pendampingan pemerintah,” ucapnya.
Pelaku UKM dari Kabupaten Nunukan akan pamerkan produk makanan olahan dari rumput laut, minuman king cahe, batik khas Nunukan Lulantatibu, kerajinan anyaman asal Krayan dan hasil produksi lokal lainnya.
Dikatakan, produk yang dihasilkan UMKM Nunukan sebetulnya sudah diperdagangkan di Tawau, tapi masuk ke Tawau secara tidak resmi dan masih dalam jumlah kecil. Dalam pertemuan dengan Jawatan Tawau akan dibicarakan agar perdagangan dengan negeri jiran, Tawau jadi legal.
“Kita harap UKM Nunukan mengabil ilmu dari festival itu dan gunakan waktu menggali informasi perdagangan produk legal ke Malaysia,” sebut Yoseph.
Produk UMKM yang akan dipamerkan di Tawau telah melalui pemeriksaan dan penelitian oleh Dinas Perdagangan. Pelaku UMKM dipastikan membawa produk unggulan dengan ciri khas masing-masing dan dipastikan sehat untuk dikonsumsi.
Pemerintah daerah sangat berharap kehadiran perwakilan UKM Nunukan di festival membawa angin segar untuk perkembangan ekonomi usaha mereka, setidaknya produk lokal Nunukan dikenal bangsa lain.
“Untuk batik khas Nunukan Lulantatibu masih kecil pemasannya, tapi kita cobalah kenalkan ke Malaysia sambil menancing minat warga Nunukan mencintai produk sendiri,” ungkapnya.
Menurut Yoseph, selain mengikuti festival, Konsulat RI Tawau berkenan memfasilitasi perwakilan Nunukan berkunjung ke jawatan Pemerintahan Tawau untuk bertanya syarat apa saja yang harus dipenuhi agar produk Nunukan bisa masuk ke Malaysia.
“Kita menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Tawau. Kita ingin mengetahui prosedur, syarat-syarat, dan standar yang harus dipenuhi agar barang hasil produksi UMKM di Nunukan bisa masuk ke Tawau,” katanya. (002)