20 Mei, PT PHE Mulai Pengeboran di Perairan Pulau Bunyu

Gubernur Kaltara, Dr. H Irianto Lambrie  mengadakan video meeting dengan Direktur Eksplorasi PHE Mutalib Masdar dan General Manager PHE Nunukan Company (PHENC),   Kamis (14/5/2020). (Foto Infopubdok Kaltara)

TANJUNG SELOR.NIAGA,ASIA-Pada tanggal 20 Mei ini, PT Pertamina Hulu Energy (PHE) anak usaha PT Pertamina (Persero) akan melakukan pengeboran offshore sumur Parang 1 dan Parang 2 di wilayah kerja Blok Nunukan di sekitar perairan Pulau Bunyu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara)

“Pengeboran itu diberitahukan PHE dalam  video meeting dengan Direktur Eksplorasi PHE Mutalib Masdar dan General Manager PHE Nunukan Company (PHENC),  dan saya serta  jajarannya di  gubernuran,  hari ini, Kamis (14/5/2020),” kata Gubernur Kaltara, Dr. H Irianto Lambrie, Kamis sore (14/5/2020).

Mutalib Masdar dalam video meeting melaporkan ke gubernur,  pengeboran akan berlangsung 90-100 hari. Kalau cadangannya berhasil ditemukan, itu akan menjadi sumber energi nasional khususnya gas. Kaltara bisa jadi penyumbang dan ikut menjaga ketahanan energi nasional.

Cadangan gas di sumur Parang 1 dan 2 cukup besar. Bahkan berdasarkan temuan tahun 2017, di sumur Parang 1, terdapat cadangan yang signifikan, dan masuk dalam 10 besar temuan dunia yaitu 850 Triliun Cubic Feet (TCF) gas. Cadangan itulah yang nanti menjadi vital untuk komersialisasi Blok Nunukan.

“Mari kita berdoa agar pengeboran Parang 1 dan Parang 2 lancar dan sukses menemukan cadangan.,” kata Irianto.

Pengeboran sumur Parang 2 dan 3 ini juga untuk membuktikan apakah temuan di sumur Parang 1, Badik dan West Badik itu ekonomis untuk dikembangkan. Ini sangat krusial bagi PHE, Pertamina, dan bangsa Indonesia.

“Mudah-mudahan nanti hasil temuan dari sumur Parang 2 dan Parang 3 akan memberi hasil yang signifikan dan resources migas di Kaltara bisa dikomersialisasi,” sambung gubernur.

Menurutnya, sejak awal Pemprov Kaltara berkomitmen untuk mendukung segala bentuk investasi yang menguntungkan negara dan daerah, termasuk investasi pemerintah melalui unit usaha BUMN.

Pemprov Kaltara akan terus berkontribusi, salah satunya melalui proses perizinan yang cepat kita keluarkan untuk kegiatan PHE di Bunyu. Rencana apapun PHE akan kami beri dukungan sesuai dengan kewenangan provinsi.

“Saya membayangkan suatu saat nanti, Saya pengen lagi ke lokasi offshore di Bunyu itu. Saya terakhir ke offshore di blok Nunukan tahun 2014 menggunakan helikopter bersama Bupati Bulungan waktu itu Bapak Budiman Arifin,” ungkap gubernur.

Pemprov Kaltara sejauh ini konsen memfasilitasi Pertamina dan PT Karya Mineral Jaya agar investasi kilang metanol senilai 800 juta USD bisa direalisasikan oleh PT KMJ. Rencana investasi itu membuka lapangan kerja sampai 3000 orang. Semestinya sudah mulai 2020. Dan tahun 2024 industri metanolnya beroperasi dan menyerap tenaga kerja 300 orang.

“Ini yang kami dorong dan komunikasikan dengan jajaran Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN,” ujarnya.

Menurut gubernur, dalam video meeting tadi,  dia usulkan perubahan nama WK Blok Nunukan menjadi Blok Bunyu atau Blok Bulungan karena wilayahnya di Bulungan.  Begitu pun dengan Blok Maratua, sebaiknya diubah karena sebagian besar wilayahnya ada di Kaltara. Termasuk juga perubahan nama Blok Tarakan, tetapi lokasinya ada di Nunukan.

“Jangan sampai timbul kesalahan persepsi antar daerah. Ini juga sudah saya sampai kepada komisaris Pertamina sebelumnya, kepada Pak Tanri Abeng, termasuk Komisi VII DPR RI,” pungkasnya. (adv)

Tag: