
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mencatat kanker menjadi penyumbang kematian terbesar ketiga di Indonesia, dengan kasus 250 ribu kematian akibat kanker.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menerangkan, penyakit kanker masih menjadi masalah kesehatan global yang serius.
“Hampir 20 persen dari seluruh kematian global, dengan angka mencapai 9,7 juta setiap tahunnya,” kata Budi dalam paparan melalui rekaman video di kegiatan pertemuan ilmiah tahunan (PIT) kedokteran nuklir dan teranostik molekuler XXVII 2025, yang berlangsung di Hotel Mercure, Jalan Mulawarman, Samarinda, Jumat 5 September 2025.
Dijelaskan Budi, di Indonesia sendiri kanker menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga. Budi juga menyoroti tingginya beban pembiayaan yang ditanggung negara akibat penyakit ini. Pada tahun 2024, pembiayaan untuk penanganan kanker mencapai lebih dari Rp6 triliun.
“Setiap tahun hampir 250.000 kematian terjadi karena kanker. Dengan meningkatnya kebutuhan layanan kanker, peran kedokteran nuklir menjadi signifikan,” terang Budi.
Untuk menghadapi tantangan ini, pemerintah berfokus pada peningkatan layanan kedokteran nuklir dengan mendistribusikan 39 unit alat inspeksi dan 13 unit alat Positron Emission Tomography–Computed Tomography (PET/CT) Scan ke rumah sakit pemerintah di Indonesia, untuk meningkatkan kapasitas diagnosis penyakit, terutama kanker.
Langkah ini merupakan upaya peningkatan fasilitas kesehatan dari pemerintah, demi akses layanan yang lebih baik bagi masyarakat.
“Kemudahan akses ini tentunya perlu didukung juga dengan ketersediaan tenaga medis dan tenaga kesehatan yang mampu mengoperasikan alat-alat tersebut. Tenaga kesehatan daerah juga diberikan kesempatan untuk mengisi kesenjangan pelayanan kedokteran nuklir,” demikian Budi Gunadi Sadikin.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: KankerKemenkesKesehatanNuklir