Setahun 4.241 Orang di Kaltim Memakai Narkoba

Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, H Jawad Sirajuddin. (Foto Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIABerdasarkan data yang dirilis BNNP Kaltim pada Januari 2021, kategori pernah memakai narkoba di Kaltim mencapai 16.963 orang orang. Angka prevalensinya 0,5 persen.

Untuk kategori setahun pakai, jumlah terpapar sebanyak 4.241 orang dengan angka prevalensinya 0,1 persen. Sedangkan untuk kategori pernah pakai narkoba, Kaltim berada di urutan 26 Se-Indonesia.

“PengentasAn narkotika memang jadi pekerjaan yang tak mudah bagi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltim maupun BNN Kabupaten/Kota di Kaltim,” kata nggota Komisi IV DPRD Kaltim, Jawad Sirajuddin, Rabu (17/02/2021) mengutip paparan BNN Provinsi Kaltim dalam rapat koordinasi dengan Komisi IV.

“Pada umumnya, BNNP ada pengajuan karena minimnya anggaran. Makanya mereka usulkan dibantu melalui APBD. Salah satu programnya adalah Desa Bersinar. Kita harua tuntaskan dari hulu ke hilir. Sebab desa itu merupakan hulunya, dan hilir itu di kabupaten kota,” beber Jawad kepada awak media.

Dalam hal ini, Komisi IV DPRD Kaltim terus mendorong program tersebut bisa terlaksana. Agar lebih optimal, Program Desa Bersinar bisa dikaitkan dengan program DPRD Kaltim yakni ketahanan keluarga. Maka dirasa perlu untuk membuat regulasi melalui peraturan gubernur (Pergub) terkait program itu.

Jawad pun mendukung penuh program tersebut segera direalisasikan. Namun, politisi dari Fraksi PAN itu turut mengingatkan kepada  BNN kota dan kabupaten, agar memaksimalkan upaya penggerebekan di tempat-tempat rawan peredaran narkoba.

“Ini harus selalu diantisipasi. Paling tidak, aparat harus ditempatkan di titik-titik rawan dengan simbol BNN. Jadi ada rasa ketakutan, karena ini tidak terlalu besar juga biaya operasionalnya,” lanjut Jawad.

Komisi IV akan terus mendukung rencana program yang bertujuan untuk mengentaskan permasalahan narkoba di Kaltim. Sebab DPRD memiliki wewenang untuk melakukan controlling.

Kepala BNNP Kaltim, Brigjen Pol Drs Iman Sumantri menyampaikan, menciptakan generasi tanpa narkoba harus jadi prioritas ke depan. Sebab 25 tahun ke depan, anak muda saat ini yang akan memimpin bangsa. Sehingga, mereka diharapkan mampu secara kapasitas maupun psikis dengan cara menjauhi narkoba.

“Maka kita punya bibit-bibit yang kuat dan cerdas tanpa narkoba. Yang saat ini tidak produktif, jadi produktif. Bagi yang masih muda, nanti jadi leader,” tandas Iman. (*)

Tag: