SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kasus positif Covid-19 di Samarinda, memang paling tinggi se-Kalimantan Timur dengan 4.770 kasus, per Selasa (10/11) kemarin. Namun demikian, angka kematian rendah. Sebaliknya, kasus sembuh tinggi, dan berada di atas rata-rata nasional.

Dilansir Dinkes Kota Samarinda, dari 4.770 kasus positif, 165 orang diantaranya meninggal dunia. Padahal, pasien kasus Covid-19 yang meninggal di Samarinda, dan dimakamkan sesuai protokol, ada lebih 245 kasus. Dengan begitu, pasien yang dimakamkan, tidak semua adalah pasien positif Corona.

Kehadiaran mobil PCR dan laboratorium PCR di Jalan Pelita milik Dinkes Samarinda, untuk penegakkan diagnosa Covid-19 dengan cepat, berperan cukup baik untuk mengantisipasi memburuknya pasien positif Covid-19.

“Diagnosa Covid-19 dengan cepat dari tracing dan tracking, itu paling penting. Supaya, kondisi pasien tidak sampai ke kondisi berat,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda dr Ismed Kusasih, dikonfirmasi Niaga Asia, Rabu (11/11).

Kecepatan tracing, tracking dan uji swab menggunakan mobil PCR, jadi cara untuk mengantisipasi perburukan pasien, yang berujung kematian.

“Iya, tapi itu bukan satu-satunya (menekan angka kematian). Meninggalnya pasien kan di rumah sakit. Kewenangan penuh, di rumah sakit. Dan, yang berkompeten adalah dokter spesialis, dengan terus melakukan evaluasi-evaluasi penanganan,” ujar Ismed.

Masih diterangkan Ismed, meski kasus positif di Samarinda tinggi, namun angka kesembuhan juga tinggi. Dari 4.770 kasus itu, angka pasien sembuh ada 4.208 kasus. “Kesembuhan kita di atas nasional, 86 persen,” sebut Ismed.

“Kita harus bersyukur, banyak sembuh. Secara tidak langsung, sembuh itu membentuk herd immunity. Kekebalan itu sudah ada, dengan sembuhnya mereka,” jelas Ismed.

Masih ditambahkan Ismed, rata-rata per hari, kedua alat PCR yang dimiliki Dinkes Samarinda, menerima 200-300 sampel swab untuk diperiksa di laboratorium. (006)

Tag: Covid-19Kalimantan TimurKaltimPandemi CoronaSamarindaSARS-CoV-2