45 Burung Khas Kalimantan Gagal Diselundupkan ke Parepare

Satwa burung khas Kalimantan gagal diselundupkan ke Parepare (foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Petugas Stasiun Karantina Kelas I Samarinda menggagalkan penyelundupan 45 ekor burung berbagai jenis tujuan Parepare, Sulawesi Selatan. Hari ini, puluhan burung itu dilepasliarkan ke Samboja, Kutai Kartanegara.

“Burung ini, kami amankan hari Minggu (17/11) lalu, di pelabuhan Samarinda, di atas kapal Tanjung Manis,” kata Kasubsi Pelayanan Operasional Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda Muthohar Uddin, dalam penjelasan dia di kantornya, Jalan PM Noor, Rabu (20/11).

Muthohar menjelaskan, burung yang gagal dikirim itu berawal dari pengecekan petugas Karantina bersama dokter hewan, menemukan burung yang berada di atas kapal.

“Jadi saat itu, petugas Karantina yang tugas di pelabuhan, dapat informasi ada percobaan burung hendak dikirim ke Parepare. Kami cek, tidak ada dokumen baik dari karantina, maupun dari BKSDA,” ujar Muthohar.

Burung itu lalu disita, dan diserahkan ke BKSDA Kalimantan Timur, untuk kemudian dilepasliarkan. “Kesemua burung berjumlah 45 ekor. Ini burung khas Kalimantan,” tambahnya.

Muthohar merinci, 45 ekor burung itu terdiri dari 25 burung Beo, 6 burung Cucak Hijau, 5 burung Kolibri Ninja, 4 burung Pelatuk, serta 5 burung Murai Batu. “Burung yang dilindungi Undang-undang adakah Beo, Cucak Hijau, Kolibri dan Pelatuk,” ungkap Muthohar.

“Kita hanya menemukan satwa. Pelaku masih kita cari, lakukan pendalaman. Jadi, burung-burung ini dititip pemiliknya di atas kapal. Pemiliknya kemudian pergi,” jelas Muthohar.

Kasi Wilayah II Tenggarong BKSDA Kalimantan Timur Tarsisius Krisdiyanto di kesempatan yang sama menambahkan, burung-burung itu hari ini dilepasliarkan ke Samboja. “Kawasan hutan yang berada dalam pengawasan KLHK,” terang Tarisisius.

“Burung-burung itu, didapat dari hutan-hutan di Kalimantan. Memang dari informasi kami dapatkan, kerap ditemukan (dugaan penyelundupan satwa) di kapal-kapal tujuan ke Jawa, ke Sulawesi. Mungkin tren-nya, ada perlombaan burung di daerah tujuan,” demikian Tarsisius. (006)