5.354 Kasus Corona di Kaltim, Waspadai Klaster Keluarga

Juru Bicara Satgas Covid-19 Kalimantan Timur Andi M Ishak (foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kalimantan Timur mencatatkan 5.354 kasus positif Covid-19 hari ini. Satgas Covid-19 Kalimantan Timur mengingatkan potensi besar penularan dengan cepat di lingkungan keluarga.

Hari ini, ada penambahan 79 kasus baru positif Covid-19. Sebarannya, 3 kasus di Kutai Barat, 7 kasus Kutai Kartanegara, 5 kasus di Kutai Timur, 1 kasus di Paser, 3 kasus di Penajam Paser Utara (PPU), dan 29 kasus di Balikpapan.

“Di Bontang juga ada 1 kasus, dan Samarinda 30 kasus. Yang masih menunggu proses pemeriksaan swab 1.165 kasus,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Kalimantan Timur Andi M Ishak, saat telekonferensi, Rabu (9/9).

Kasus pasien positif Covid-19 meninggal dunia, lanjut Andi, ada 2 kasus. Pertama di Balikpapan, berkode pasien BPN2233 yang meninggal di RS Pertamina, dan di Samarinda, SMD1278 meninggal di RSUD AW Sjachranie. “Kedua kasus, pemulasaran dilakukan sesuai protokol Covid-19,” ujar Andi.

Info grafis kasus Covid-19 Kalimantan Timur per hari Rabu (9/9). (Sumber : Dinkes Kaltim)

“Kematian didominasi lanjut usia. Tidak menutup kemungkinan, juga akan didominasi kelompok balita dan produktif, apabila dari kita tidak komitmen menerapkan protokol kesehatan. Tidak menularkan, dan tidak tertular,” tambah Andi.

Di samping itu, Andi juga menyampaikan 96 kasus sembuh hari ini. Rinciannya, Berau 2 kasus, Kukar 20 kasus, Paser 2 kasus, Bontang 57 kasus, dan Samarinda 15 kasus sembuh.

“Lima daerah lain tidak laporkan kesembuhan adalah Kutai Barat, Kutai Timur, Mahakam Ulu, PPU dan Balikpapan. Total angka kesembuhan per hari ini 3.115 kasus,” terang Andi.

Dengan demikian, dari 5.354 kasus, yang meninggal ada 227 kasus, dan yang dirawat ada 2.012 kasus. “Tidak semua yang dirawat ada di rumah sakit. Sebagian besar isolasi mandiri. Baik tempat isolasi yang disediakan pemerintah daerah, maupun tempat perusahaan,” ungkap Andi.

Dalam kesempatan itu, Andi mengingatkan mewaspadai penularan dari lingkungan keluarga. “Klaster keluarga atau rumah tangga, risiko penularan sangat cepat. Karena, biasa masyarakat kita familiar, berkumpul anggota keluarga, dan mengabaikan protokol kesehatan,” pungkas Andi. (006)

Tag: