68 Penumpang Kapal Malindo Bebas Virus Corona

Petugas gabungan periksa seluruh penumpang kapal rute Tawau-Nunukan (Foto : istimewa)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Pengawasan ketat terus dilakukan di jalur-jalur keberangkatan dan kedatangan penumpang dalam dan luar negeri. Salah satunya, terhadap Kapal Malindo, berpenumpang rute internasional Tawau, Malaysia-Nunukan yang tiba di pelabuhan Nunukan, Rabu (29/1).

Pemeriksaan penumpang kapal melibatkan Polres Nunukan, KSKP Nunukan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, karantina Ikan dan Karantina Pertanian, kantor Bea Cukai Nunukan, Imigrasi Nunukan, Kodim 0911/NNK dan TNI Lanal Nunukan.

“Tadi siang, instansi gabungan memeriksa penumpang, dari Polres Nunukan diwakili Wakapolres bersama Kabag Ops dan Kasi Provost,” kata Kasubag Humas Polres Nunukan Iptu M Karyadi, Rabu (29/1).

Penumpang rute kapal luar negeri yang baru tiba di pelabuhan Tunon Taka, langsung diarahkan ke lokasi pemeriksaan, menggunakan alat pendeteksi suhu tubuh (Termo scanner), yang telah dipasang permanen di ruang kedatangan internasional.

Dari hasil pemeriksaan, 68 penumpang kapal Malindo yaitu 67 WNI dan 1 orang warga Malaysia dinyatakan negatif bergejala terjangkit Virus Corona, asal penyebarannya dari Wuhan, Tiongkok.

“Rata-rata suhu badan penumpang kapal antara 33 sampai 35 derajat Celsius. Artinya, bisa dipastikan mereka sehat untuk saat ini,” ungkapnya.

Karyadi menuturkan, virus Corona bisa dideteksi dengan mengukur suhu badan. Penderita virus mematikan itu, bisa memiliki suhu badan mencapai 38 derajat Celsius, disertai gejala batuk, demam dan lainnya.

“Apabila ditemukan penumpang yang suhu tubuhnya di atas 38 derajat Celsius, kami akan lakukan wawancara dan pemeriksaan secara intensif,” sebutnya.

Secara terpisah, Zakia Ayu Alvita, salah seeorang mahasiswa kedokteran asal Nunukan yang kini menumpuh perkuliahan di kota Wuhan, Tiongkok, memastikan kondisi 93 orang Warga Negara Indonesia (WNI), dan juga mahasiswa asal Kaltara dalam keadaan aman.

“Tidak ada satupun yang terjangkit virus Corona, dan mereka dalam monitoring Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI),” tuturnya.

Memasuki hari kedelapan sejak menyebarnya virus corona, seluruh akses transportasi di Wuhan ditutup, mahasiswa dan WNI berdiam diri di asrama dan rumah-rumah masing-masing. Perwakilan mahasiswa aktif melakukan komunikasi dengan KBRI.

“Komunikasi aktif setiap hari, KBRI selalu menginformasikan keadaan kota Wuhan, dan menanyakan kondisi kesehatan kami,” demikian Karyadi. (002)