7 Fraksi DPRD Kutai Timur Tanggapi Rancangan KUA-PPAS Tahun 2023

Penyerahan tanggapan fraksi terhadap KUA-PPAS dalam sidang paripurna DPRD Kutai Timur, Rabu 19 Juli 2022 (handout DPRD Kutai Timur)

SANGATTA.NIAGA.ASIA — Tujuh fraksi di DPRD Kabupaten Kutai Timur menyampaikan pemandangan umum terhadap Rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tahun 2023 pada rapat paripurna ke-21 yang digelar di ruang sidang utama DPRD Kutai Timur, Rabu 19 Juli 2022.

Rapat paripurna yang dihadiri 23 anggota dewan tersebut dipimpin Ketua DPRD Kutai Timur, Joni.

Sebagai undangan, hadir Bupati Ardiansyah Sulaiman, unsur forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) dan beberapa pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Kabupaten Kutai Timur.

Mengawali pemandangan umum dari Fraksi Kebangkitan Indonesia Raya. Lewat juru bicaranya Sobirin Bagus menyarankan rancangan KUA-PPAS harus fokus memperkuat ketahanan ekonomi, untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan.

“Kemudian mengurangi kesenjangan sosial, menjamin pemerataan pembangunan, peningkatan sumber daya manusia, serta mengoptimalkan potensi daerah dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),” katanya.

Selanjutnya memperkuat infrastruktur guna mendukung pembangunan pelayanan dasar.

Berikutnya, Fraksi Partai Demokrat melalui Hason Ali menyampaikan pandangannya antara lain menyoroti pembangunan infrastruktur yang harus merata di seluruh wilayah Kutai Timur, agar tidak terjadi disparitas antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.

“Dalam pembangunan infrastruktur agar lebih cermat dalam memilih prioritas sehingga menciptakan daya dukung yang kuat sehingga tepat sasaran,” kata Hason Ali.

Fraksi PDI-Perjuangan melalui Siang Geah menyoroti masih tingginya tingkat kemiskinan di Kutai Timur, serta tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan (LHP) BPK RI.

“Dari data badan pusat statistik Kutai Timur diperoleh informasi bahwa tingkat kemiskinan di Kutai Timur tahun 2021 lalu sebesar 9,81 persen setara dengan 37.780 jiwa. Ini harus menjadi prioritas dalam penyusunan rencana KUA-PPAS 2023. Jika tidak dicermati secara serius menjadi kontra produktif dengan besarnya APBD Kutai Timur,” jelasnya.

Terkait LHP BPK RI, Fraksi PDI-Perjuangan mengingatkan agar Pemkab Kutai Timur segera menindaklanjuti serta menyelesaikan rekomendasi dari BPK RI.

Berikutnya dari Fraksi Golkar melalui juru bicaranya, Hasna menyatakan di KUA-PPAS 2023 terdapat kenaikan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 30 miliar.

“Ini menunjukkan optimisme Pemkab Kutai Timur dalam peningkatan PAD,” ujarnya.

Kemudian pendapatan daerah yang bersumber dari transfer daerah mengalami kenaikan sebesar Rp 157 milliar dibanding tahun 2021 sebesar Rp 2,9 triliun.

Sementara itu, Fraksi PPP lewat Hasbullah Yusuf menyampaikan saran agar serapan anggaran di tiap OPD harus ditingkatkan dengan melakukan “refocusing” dan penyesuaian anggaran terutama program prioritas yang bisa selesai dalam satu tahun anggaran.

Fraksi PPP juga menyarankan Pemkab Kutim dalam penyusunan rencana KUA-PPAS 2023 harus tepat waktu, tepat sasaran berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dari Fraksi Amanat Keadilan Berkarya melalui Yosef Udau mengatakan penyusunan rencana KUA-PPAS 2023 harus berdasarkan urutan prioritas.

“Program dan kegiatan yang masih dapat ditunda diharapkan dipertimbangkan agar tidak membebani anggaran yang mengarah defisit anggaran. Pengelolaan anggaran harus efektif dan efisien,” ujarnya.

Terakhir Fraksi Nasdem lewat juru bicaranya, Piter Palinggi menyampaikan catatannya menyarankan agar penyusunan rencana KUA-PPAS 2023 harus sejalan dengan program pemerintah provinsi dan pusat.

“Sebagai pedoman dalam pengelolaan anggaran, KUA-PPAS disusun berdasarkan skala prioritas seperti pembangunan infrastruktur, SDM dan potensi keunggulan daerahdaerah serta reformasi birokrasi dan pelayanan publik, pembangunan yang berwawasan lingkungan dan mitigasi bencana,” jelasnya.

Fraksi Nasdem juga menyarankan Pemkab Kutai Timur dalam penyusunan rencana KUA-PPAS harus bisa menetapkan target pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, kemiskinan, ratio gini, indeks pembangunan manusia dan pendapatan per kapita. (adv)

Tag: