
JAKARTA.NIAGA.ASIA — Pelaksanaan ibadah haji di tanah suci membutuhkan ketahanan fisik yang kuat. Selama menjalankan ibadah haji, para jemaah sebaiknya dapat menyesuaikan aktivitas ibadah sunah. Penyesuaian ini untuk mencegah jemaah mengalami kelelahan, terutama menjelang pelaksanaan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Penyesuaian aktivitas ibadah sunah juga bertujuan melindungi jemaah haji terhindar dari sakit atau terkena penyakit yang lebih berat. Apalagi, jemaah yang mempunyai penyakit penyerta (komorbid), harus senantiasa mengontrol penyakitnya.
Kepala Pusat Kesehatan (Puskes) Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Liliek Marhaendro Susilo mengatakan, 76% dari total 241.000 jemaah haji yang berangkat pada 2024 mempunyai komorbid. Karena itu, diperlukan edukasi supaya jemaah haji dapat mengendalikan aktivitas ibadahnya.
“Sekarang ini, dari semuanya (jemaah haji) berangkat, 76 persen memiliki riwayat penyakit. Yang paling banyak, yaitu dislipidemia, kolesterol tinggi. Yang kedua, hipertensi. Ketiga, diabetes melitus, gula darahnya tinggi. Keempat, jantung. Kelima, lambung, gastritis,” kata Liliek di Jakarta, dilansir laman Kementerian Kesehatan.
“Keenam, pneumonia. Pneumonia kebanyakan juga dapat timbul di sana karena cuaca panas dan kondisi kelelahan. Makanya, promotif preventif kami galakkan. Di Makkah, ada 11 sektor (region), yang mana tiap sektor terdapat tenaga promosi kesehatan. Mereka diminta fokus mengendalikan aktivitas jemaah tersebut,” ujae Liliek.
Dengan aktivitas jemaah haji yang terkendali, Liliek berharap, tubuh mereka bugar dan sehat ketika tiba saatnya ibadah Armuzna,
“Ini bentuk kami melindungi jemaah haji kita supaya tidak sakit. Kalaupun sakit, jangan sakit yang berat-berat. Jangan sampai mereka kelelahan dan timbul penyakit yang lebih berat dan akhirnya terjadi yang hal yang tidak kita inginkan,” ucapnya.
“Aktivitas ibadah sunah tentu menyesuaikan ya. Yang kami harapkan, jemaah jangan sampai kelelahan pada saat menjelang Armuzna. Harapannya, masa Armuzna itu para jemaah sehat dan bugar,” demikian Liliek.
Sumber: Humas Kemenkes | Editor: Saud Rosadi
Tag: Haji 2024