Pekerja Konstruksi dari Medan Tertipu di Kebun Sawit Kutai Barat, Kecopetan di Samarinda

Amin Abdi (tengah) bersama pekerja lainnya saat berada di Polsek Samarinda Kota, Jalan Bhayangkara, Senin 6 Maret 2023 (niaga.asia/Saud Rosadi)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Lima belas orang pekerja asal Medan, provinsi Sumatera Utara, tertipu bekerja sebagai pekerja konstruksi di perusahaan sawit di Kutai Barat. Bahkan, salah seorang di antaranya kecurian di Samarinda. Mereka kini hanya meminta bantuan dipulangkan ke Medan.

Tujuh pekerja di antaranya terlihat di Polsek Samarinda Kota, Senin sore. Mereka terlihat kebingungan sambil memanggul tas ransel dan kantong plastik. Wartawan niaga.asia mencoba menemui salah satu dari mereka, Amin Abdi, 56 tahun.

“Kami dari Kutai Barat,” kata Amin Abdi mengawali wawancara.

Mereka berjumlah 15 orang, berangkat dari Medan pada 28 Januari 2023 dan tiba di lokasi proyek pembangunan pabrik sawit di Kutai Barat sehari kemudian, 29 Januari 2023.

“Kami dari Medan, diajak bekerja di Kutai Barat. Janji upah per bulan dan diberi pinjaman Rp 1 juta per 15 hari yang akan digunakan di antaranya untuk mengirimkan ke anak dan istri di rumah,” ujar Amin Abdi.

“Kami terbang dan tiket pesawatnya gratis oleh pemborong. Yang berangkat pertama ada 9 orang, dan keberangkatan kedua 6 orang,” ujar Amin Abdi.

Amin Abdi saat diwawancarai. Dia menjelaskan suka duka dia bersama rekan-rekannya selama berada di Kutai Barat hingga sampai di Samarinda (niaga.asia/Saud Rosadi)

Kelima belas orang itu merupakan pekerja konstruksi pondasi untuk mendirikan pabrik sawit. Waktu berlalu dan tidak terasa mereka sudah bekerja satu bulan.

“Setelah bekerja di sana sudah satu bulan, kami tanya gaji kami. Ternyata habis dipotong uang makan, uang transportasi dan lain-lainnya. Jadi penghasilan minus. Padahal awalnya keberangkatan kami dari Medan gratis sampai di lokasi Kutai Barat,” terang Amin Abdi.

“Dana pinjaman juga tidak ada. Dana pinjaman itu untuk orang di rumah yang kita tinggalkan jauh. Kalau tidak ada pinjaman terus, macam mana kita? Ya tidak bisa bertahan. Buat apa diteruskan kalau bekerja tidak jelas seperti ini?” Amin Abdi menambahkan.

“Janjinya sebulan sekali gajian, per 15 hari dapat pinjaman. Jatuh waktu bulan tamya gaji, dibilang (pemborong) tunggu hasil progres (pembangunan pabrik sawit),” kata Amin Abdi.

Tidak ada solusi dari pemborong yang membawa mereka ke Kutai Barat. Sementara anak dan istri mereka di Medan, memerlukan uang untuk kebutuhan sehari-hari.

“Dibilang (pemborong) kalau mau (uang kiriman) tunggu saya datang dari Kalimantan Barat habis lebaran. Kita kan tidak tahu dia (pemborong) datang kapan? Sampai dia bilang tunggu saya datang, saya ganyang kalian semua. Omongan kata ganyang itu kan kasar,” Amin Abdi menjelaskan.

Tujuh dari 15 orang dari Medan itu akhirnya memutuskan untuk kembali ke Medan, meski mereka tidak memiliki uang sepeser pun. Menumpang truk yang kebetulan bertujuan ke Samarinda, mereka akhirnya tiba di kawasan Terminal Sungai Kunjang Jalan Pangeran Untung Surapati.

“Kami berangkat numpang truk hujan lebat hari Sabtu malam dan sampai Samarinda hari Minggu. Kami menginap di masjid depan terminal Sungai Kunjang,” terang Amin Abdi.

Tujuh pekerja dari Medan meninggalkan Polsek Samarinda Kota menuju Dinas Sosial Kalimantan Timur untuk menemukan jalan kepulangan mereka ke Medan, Senin 6 Maret 2023 (niaga.asia/Saud Rosadi)

“Ada teman kecurian, ya kecopetan waktu di terminal itu. Kecurian tas isi dompet dan HP. Dalam dompet itu ada KTP-nya. Yang penting itu KTP saja buat pulang. Tidak ada uang sama sekali dari sana (dari Kutai Barat ke Samarinda),” Amin Abdi menjelaskan lagi.

Kedatangan mereka ke Polsek Samarinda Kota berharap kepolisian membantu menemukan jalan kepulangan mereka ke Medan.

“Jadi kami bertujuh, sisanya 8 orang bertahan di Kutai Barat,” sebut Amin Abdi.

“Sisanya ada 8 orang lainnya bertahan di sana (di Kutai Barat) buat cari makan, bukan cari duit,” kata Romi, pekerja lainnya.

Sekitar pukul 16.25 Waktu Indonesia Tengah mereka berjalan kaki dari Jalan Bhayangkara dan menyusuri hingga Jalan Basuki Rahmat, menuju ke Kantor Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Timur untuk mencari jalan kepulangan mereka ke Medan.

“Kami mau ke Dinas Sosial, mudah-mudahan ada jalan pulang kami ke Medan,” kata Amin Abdi.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: