
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Geliat ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) pasaka pandemi COVId-19 membuat penerimaan atau pendapatan Pemprov Kaltim makin gemuk. Tahun 2023 ditargetkan penerimaan Kaltim sebagaimana disahkan di APBD Tahun 2023 sebesar Rp17,2 triliun dan setelah Perubahan Tahun 2023 bisa menjadi Rp19 triliunan.
“Sedangkan tahun 2024 diproyeksikan penerimaan Kaltim Rp19,350 triliun dan setelah Perubahan APBD Tahun 2024 bisa tembus Rp21 triliunan,” ungkap Wakil Gubernur Kaltim, H Hadi Mulyadi pada penutupan Musrenbang RKPD Kaltim Tahun 2024 di Pendodpo Odah Etam, Senin (17/4/2024).
Meningkatkanya penerimaan Kaltim tersebut diharapkan wakil gubernur semua Perangkat Daerah kerja keras tahun 2023 ini menjadikan kinerja pembangunan yang masih berstatus “merah” menjadi biru. Kemudian, dengan anggaran yang ada di tahun 2024 mesukseskan RKD, terlaksana dengan baik.
“Meski kami, Pak Isran dan saya akan mengakhiri masa tugas tahun ini, rencana kerja pemerintah daerah Kaltim 2024 harus dilaksanakan dengan baik,” tegasnya.
Sementara Kepala Bappeda Kaltim dalam dokumen RKPD Kaltim Tahun 2024, melaporkan bahwa target penerimaan kaltim tahun 2023 sebesar Rp17,2 triliun bersumber dari PAD Rp8,045 triliun dan tahun 2024 diproyeksikan Rp9,510 triliun atau naik Rp1,464 triliun. Pendapatan transfer tahun 2023 ditergetkan Rp6,562 triliun dan tahun 2024 naik jadi Rp2,749 triliun.
Lain-lain pendapatan daerah yang sah tahun 2023 ditergetkan Rp13,858 miliar dan tahun 2024 diproyeksikan Rp28,067 miliar. Selanjutnya penerimaan pembiayaan (Silpa ) tahun 2023 Rp2,578 triliun dan tahun 2024 diproyeksikan Silpa Rp500 miliar.

Berdasarkan catatan Bappenas indikator pembangunan yang masih bersatus “merah” tahun 2022, pelaksanaan pembangunan di wilayah Kalimantan Timur Tahun 2022, dari 35 indikator yang dinilai, sebanyak 24 indikator biru atau kinerjanya lebih baik diatas capaian nasional dan kinerja di 11 lainnya merah, karena kinerjanya lebih buruk dibandingkan capaian nasional.
Diterangkan, untuk mengukur kinerja pembangunan wilayah Kaltim, Kementerian PPN/Bappenas menggunakan data dari Badan Pusat Statistik 2022, (bersarakan semster I setiap tahunnya), SSGI 2021, Kemneterian PAN dan RB (diolah), Komisi Informasi Pusat RI, SPI, jaga.id, BNPB, dan Kementan 2021.
Menurut Menteri PPN/Bappenas Suharso Manoarfa, indikator pembangunan Kaltim yang capaiannya diatas nasional, ada 24 bidang. BIdang pembangunan di kaltim yang capaiannya diatas rata-rata nasional, meliputi Bidang Sosial, Pendidikan, Jaminan Sosial, Pelayanan Publik.
Sedangkan indikator pembangunan Kaltim yang kinerjanya buruk dibandingkan capaian nasional, menurut Suharso, di Bidang Ekonomi, tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Kaltim 4,48% sedangkan nasional 5,31%.
Raport merah juga didapat kaltim pada prevelensi stunting, dimana 23,9 persen, lebih tinggi dibandingkan angka nasional 21,6%. Indikator pembangunan lainnya yang juga merah di Kaltim ada di pembangunan Sanitasi Aman, Permintaan Lisyrik per kapita, Porsi kapsitas pembangkit listrik terbarukan, jaringan internet, kemantapan jalan nasional, provinsi, dan kabupaten sama-sama dibawah angka nasional.
“Sedangkan prevelensi ketidakcukupan pangan di Kaltim 16,19 jauh diatas nasional yang 10,21,” demikian Kementerian PPN/Bappenas.
Penulis: Intoniswan | Editor; Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim