
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbudristek) tahun ini membuka Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL) di zona inti Ibu Kota Nusantara (IKN) Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU).
Direktur Kepercayaan dan Masyarakat Adat (KMA) Kemendikbudristek Sjamsul Hadi menyebut, SLKL itu bertujuan untuk melestarikan dan memajukan 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) di PPU, khususnya di Sepaku.
“SLKL itu merupakan program dari Direktorat KMA dalam hal pemajuan kebudayaan. Sekolah ini sudah dibuka di beberapa provinsi, seperti di Papua, Sumbar, NTT dan lainnya. Selama ini berjalan baik,” kata Sjamsul Hadi kepada para peserta rapat persiapan dan koordinasi SLKl secara daring, Senin (15/5).
Sebagai langkah awal, pihaknya akan mensurvei dan mendata kearifan lokal yang termasuk 10 OPK yang tumbuh dan berkembang di Sepaku secara umum.
“Dalam waktu dekat tim kami akan turun ke Sepaku,” tambah Sjamsul Hadi.
Kemudian, timpal Pokja Masyarakat Adat Direktorat KMA Julianus Limbeng, akan merekrut para pemuda setempat untuk dijadikan Pandu Budaya (PB).
“Para PB itu akan mendapat pembekalan tentang kebudayaan melalui workshop. Selanjutnya secara khusus PB itu bertugas menggali OPK yang ada di Sepaku,” urai Julianus Limbeng.
Hasil temuan PB itu kelak akan dikembangkan.
“Misalnya galian tentang potensi kesenian tradisional yang sudah dikurasi oleh tim kurasi, akan kami tampilkan di Festival Harmoni Budaya Nusantara. Sedangkan temuan atau galian OPK lainnya akan ditindak lanjuti sebagai upaya pemajuan kebudayaan di daerah tersebut,” lanjut Sjamsul Hadi.
Guna menyelaraskan tahapan-tahapan pelaksanaan SLKL itu, pihaknya mengundang para pihak terkait seperti Badan Otorita IKN, Balai Pemajuan Kebudayaan Kaltim dan tim kurator Festival Harmoni Budaya Nusantara.
Penulis: Hamdani | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim
Tag: sekolah lapang