Harga Telur di Samarinda “Menggila”, Tembus Rp68 Ribu Per Piring

Pedagang Telur di Pasar Kedondong, Winda mendatangkan telur dari Surabaya. (Foto Nur Asih Damayanti/Niaga.Asia).

 

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Sejak awal bulan Ramadhan lalu harga telur ayam terus “menggila”. Harga telur ayam yang bagus atau besar-besar kini tembus Rp68 ribu piringnya, karena harga dasar telur di Surabaya (belum termasuk transport ke Samarinda) sudah 58-60 ribu per piring.

Pedagang Telur Pasar Kedondong Samarinda, Winda (30) tahun mengungkapkan bahwa, kenaikan harga telur ini sudah terjadi beberapa hari sebelum bulan ramadhan.

“Sekarang saya jual satu raknya itu paling murah Rp62 ribu (telur ukuran biasa) dan paling mahal Rp68 ribu (ukuran besar),” ungkapnya, Jumat (15/3/2024).

Winda mengatakan, naiknya harga telur ini ternyata berimbas pada penjualan, jumlah  telur  terjual menurun.

“Harga  telur yang naik ini, berpengaruh pada keuntungan saya. Dulu saya ambil untung bisa seribu  ribu sekarang cuman 500 perak/piring,” terangnya.

Menurut Winda, telur yang dijualnya berasal atau didatangkan dari Surabaya. Harga telur dari pemasok sudah mengalami kenaikan.

“Di Surabaya harga telur sudah berkisar Rp55 ribu sampai Rp58 ribu per piring. Kalau telur lokal Rp60 ribu,” sebutnya.

Selain itu, untuk menjaga stok telur selama Ramadhan, Winda mengaku, terus mendatangkan  200 ikat setiap minggunya.

“Semoga harga telur ini bisa stabil lagi, kasihan ibu-ibu yang mau jualan kue,” ujarnya.

Sementara, Penjual Telur di Pasar Sungai Dama, Suyati, juga merasakan hal yang sama. Menurutnya, kenaikan harga telur ini memang sering terjadi, terutama, menjelang puasa hingga Idul Fitri.

“Agen nelpon saya terus, telur naik katanya,” ucapnya.

Menurut dia, harga telur (ukuran biasa) dijualnya saat ini Rp60 ribu per piring, padahal sebelumnya hanya Rp53 ribu per piringnya.

“Sebelumnya ada Rp53 ribu dan Rp55 ribu per piringnya. Sekarang Rp59 ribu sama Rp60 ribu. Kenaikan ini biasa sejak dari awal bulan puasa, Harga baru turun selesai lebaran.

Melihat naiknya harga telur di pasaran. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) Kaltim, Heni Purwaningsih mengatakan penyebab naiknya harga telur di Kaltim khususnya Samarinda ini, karena faktor biaya logistik dan distribusi yang meningkat.

“Kenaikan harga BBM dan antrian panjang di SPBU, kemungkinan memicu kenaikan harga,” ujarnya.

Heni menjelaskan komoditi telur ayam ras di Kaltim sendiri belum swasembada, melainkan masih banyak didatangkan dari luar daerah, seperti Surabaya, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

“Komoditi di Kaltim yang sudah swasembada baru daging ayam. Komoditi lainnya masih di pasok dari luar,” ujarnya.

Harga telur naik bisa saja terjadi karena sentra-sentra telur juga memasok ke daerah lain, selain ke Kaltim, sehingga distribusi ke Kaltim berkurang.

Penulis : Nur Asih Damayanti | Editor: Intoniswan

Tag: