
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Samarinda, I Gusti Ayu Sulistiani, menjelaskan berbagai upaya yang telah dilakukan menurunkan pravalensi stunting dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPRD Samarinda, Senin (13/5/2024).
“Kita terus membangun kesadaran masyarakat perempuan bahwa mencegah stunting dimulai dari masa kehamilan, persalinan, hingga menyusui,” ujarnya dalam RDP yang dipimpin Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, DR. Sani Bin Husain didampingi Damayanti.
Menurut Gusti Ayu, pravalensi stunting di Samarinda pada tahun 2022 sebesar 25,3% dan akhir tahun 2023 sebesar 24,4% atau turun 0,9%. Sedangkan pemerintah menargetkan secara nasional akhir tahun 2024 jadi 14%.
Untuk itu, lanjut Gusti Ayu, DPPKB telah melakukan berbagai upaya, misalnya mengedukasi remaja agar paham dengan baik perihal faktor-faktor penyebab anak jadi stunting dan mengingatkan remaja tidak nikah dini dan terlibat dalam penyalahgunaan narkoba
“Ibu muda terlibat penyalahgunaan narkoba punya risiko anaknya stunting,” terangnya.
Selain itu, Dinas Kesehatan Kota Samarinda juga aktif memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita dan ibu hamil sebagai bagian dari upaya pencegahan dan penanganan stunting.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, lanjut Gusti Ayu, sinergi semua pihak sangat diperlukan untuk mencapai target penurunan angka stunting yang signifikan.
“Penurunan stunting membutuhkan komitmen dan kerja sama, gotong royong dari semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat,” pungkasnya.
Penulis: Yuliana Ashari I Editor: Intoniswan | ADV DPRD Samarinda
Tag: Stunting