Iran Gunakan Rudal Hipersonik Saat Serang Israel

Sistem pertahanan udara Israel menangkal gempuran rudal Iran di Kota Ashelon, Selasa (01/10). (Foto Reuter via BBC News Indonesia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Iran meluncurkan sekitar 180 rudal ke Israel, kata militer Israel. Serangan kali ini sedikit lebih besar daripada serangan April lalu, yang melibatkan sekitar 110 rudal balistik dan 30 rudal jelajah. Aksi Iran dilakukan beberapa jam setelah Israel melancarkan serangan darat ke Lebanon.

Rekaman yang disiarkan oleh stasiun televisi Israel menunjukkan beberapa rudal melesat di atas wilayah Tel Aviv, pada Selasa (01/10), sesaat sebelum pukul 19:45 waktu setempat (23.45 WIB).

Sebagian besar rudal ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Israel, kata seorang pejabat keamanan Israel, sementara seorang koresponden BBC di Yerusalem mengatakan beberapa pangkalan militer mungkin terkena serangan, dan restoran serta sekolah terkena serangan.

Seorang juru bicara militer mengatakan Israel mencatat “beberapa serangan di bagian tengah dan wilayah lain di bagian selatan”.

Militer Iran mengatakan pasukannya menggunakan rudal hipersonik untuk pertama kalinya dan mengeklaim bahwa 90% rudal mengenai sasarannya.

Sumber militer Iran mengatakan kepada media pemerintah di Teheran bahwa mereka telah menargetkan tiga pangkalan militer Israel dalam serangan itu.

Namun, militer Israel menekankan bahwa “sejumlah besar” rudal yang ditembakkan Iran berhasil dicegat. Kilatan cahaya di langit di atas Tel Aviv tampak menunjukkan pertahanan udara Israel mencegat beberapa rudal.

Petugas medis Israel mengaku belum menerima laporan tentang cedera serius, meskipun dua orang terluka ringan akibat pecahan peluru. Militer mengeluarkan pesan serupa.

Militer Iran mengatakan serangan itu merupakan respons atas aksi Israel yang membunuh seorang komandan Garda Revolusi Iran dan para pemimpin milisi yang didukung Iran di wilayah tersebut.

Iran merujuk pembunuhan kepala Hizbullah, Hassan Nasrallah, serta komandan Garda Revolusi Iran, Abbas Nilforoshan, di Beirut akhir pekan lalu.

Iran juga merujuk pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada Juli lalu. Meskipun Israel belum mengakui berada di balik kematian Haniyeh, banyak pihak meyakini Israel bertanggung jawab.

Seorang pejabat senior Iran mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pemimpin tertinggi negara itu, Ayatollah Ali Khamenei, secara pribadi telah memberikan perintah untuk menyerang.

Serangan itu merupakan eskalasi terbaru dalam pertempuran kedua negara yang telah berlangsung lama.

Israel memiliki sistem pertahanan udara canggih yan dikenal dengan Iron Dome. Sistem ini dirancang untuk mencegat roket jarak pendek seperti yang ditembakkan Hamas dan Hizbullah.

Kendati digunakan untuk mempertahankan diri terhadap beberapa elemen serangan Iran pada April lalu, elemen lain dari sistem pertahanan “berlapis” Israel menghalau serangan rudal Iran pada Selasa (01/10).

David’s Sling—sistem pertahanan gabungan AS dan Israel—digunakan untuk mencegat roket jarak menengah hingga jauh, serta rudal balistik dan jelajah.

Sementara untuk rudal balistik jarak jauh—yang terbang di luar atmosfer Bumi, Israel memiliki sistem pertahanan bernama Arrow 2 dan Arrow 3.

Sumber: BBC News Indonesia | Editor: Intoniswan

Tag: