
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Provinsi Kaltim melaporkan produksi tanaman pangan dan hortikultura, termasuk gabah, mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir.
Kepala DTPH Kaltim Siti Farisyah Yana mengatakan, penurunan produksi itu imbas perubahan iklim, yang turut dirasakan bagi petani di Kaltim kurun waktu 2021-2023.
“Perubahan iklim ini terjadi bukan hanya di Kaltim saja, bahkan di belahan dunia lainnya. Dalam tiga tahun terakhir ini kami tidak memiliki keuntungan lebih karena dampak perubahan iklim ini,” kata Yana, ditemui di DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Karang Paci Samarinda, Kamis 10 Oktober 2024.
DTPH Kaltim terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan di wilayah Kaltim, sehingga mampu menstabilkan dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Kaltim.
“Kami berupaya akhir Oktober 2024 hingga Maret 2025, kita mampu meningkatkan produktivitas pangan kita,” ujar Yana.
Yana bilang, upaya yang dilakukan DTPH Kaltim dalam meningkatkan produktivitas tanaman pangan dan holtikultura di Kaltim, di antaranya beberapa program mengantisipasi krisis air untuk irigasi pertanian dan serangan hama tanaman.
“Sekarang kita kekurangan air. Kita telah menyiapkan mesin perpompaan dan upaya pengendalian hama. Karena, terjadinya perubahan iklim ini mengakibatkan tanaman mudah diserang hama. Kita sudah bersiap untuk itu,” jelas Yana.
“Namun, untuk pompa air masih kita upayakan. Pompa ini fungsinya untuk memenuhi kebutuhan air pada pertanian,” terang Yana.
Diketahui, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA) pada tahun 2023, luas panen padi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencapai sekitar 57,08 ribu hektare, atau berkurang 7,89 ribu hektare (12,14 persen) dibandingkan tahun 2022.
Sementara itu, produksi padi Provinsi Kaltim tahun 2023 yaitu sebesar 226,97 ribu ton gabah kering giling (GKG). Jika dikonversikan menjadi beras, produksi beras Provinsi Kaltim tahun 2023 mencapai sekitar 132,02 ribu ton, atau turun sebesar 7,25 ribu ton (5,20 persen) dibandingkan dengan produksi beras tahun 2022.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: KaltimKetahanan PanganPertanianPerubahan Iklim