
TANGERANG.NIAGA.ASIA —Kementerian Perdagangan mengajak pelaku usaha memanfaatkan pasar ekspor di kawasan Afrika. Sejumlah produk makanan dan minuman,maupun kosmetik dan obat-obatan bersertifikat halal dan berkualitas, sangat diminati. Pada2023, ekspor nonmigas ke Nigeria dan Chad berhasil menembus angka hingga jutaan dolar.
Demikian ditegaskan Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kemendag Arief Wibisono saat membuka Forum Bisnis Indonesia, Nigeria,dan Chad yang digelar pada Jumat, (11/10) di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten.
Turut hadir pada acara ini Duta Besar RI Nairobi, M. Hery Saripudin; Atase Perdagangan Kenya Jakarta, Maurine Abungu; Konsul Kehormatan RI Kampala, Paresh Shukla; Insinyur Senior Kementerian Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Uganda, Ochan Jolly Joe; dan General Manager of ANAPEX, National Agency for Exports Promotions, Mike Tambwe Lubemba.
Forum bisnis ini merupakan hasil kerja sama Kemendag dengan KBRI Abuja dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos. Forum tersebut merupakan salah satu acara dalam rangkaian pameran dagang internasional terbesar Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 pada 9—12 Oktober 2024.
“Kami terus mengajak pelaku usaha Indonesia untuk menjajaki kemitraan dengan pembeli dari Nigeria dan Chad. Khususnya, produk halal, makanan, kosmetik, dan obat-obatan yang memiliki permintaan tinggi. Manfaatkan juga keberadaan perniagaan elektronik,” kata Arief.
Arief menekankan, potensi pasar di bidang halal, makanan, kosmetik, dan obat-obatan memiliki permintaan tinggi. Pada 2023, ekspor nonmigas Indonesia ke Nigeria mencapai USD 497,97 juta. Produk ekspor utama Indonesia ke Nigeria, antara lain, minyak kelapa sawit, besi dan baja, dan produk saus. Di sisi lain, impor nonmigas Indonesia dari Nigeria mencapai USD 119,90 juta.
Sementara itu, ekspor nonmigas Indonesia ke Chad mencapai USD 2,03 juta. Produk-produk ekspor Indonesia ke Chad terutama vaksin, sabun, dan insektisida.
“Indonesia bangga menjadi bagian dari jaringan perdagangan global yang mencakup tidak hanya pasar tradisional, tetapi juga pasar-pasar yang sedang bertumbuh besar seperti Nigeria dan Chad. Kami melihat potensi sangat besar untuk menjalin hubungan dagang yang saling menguntungkan,” tutur Arief.
Arief menambahkan, Nigeria dan Chad punya potensi masing-masing yang menjadi daya tarik dalam menjalin kerja sama perdagangan. Nigeria merupakan negara dengan pasar yang besar dengan populasi mencapai lebih dari 200 juta orang.
Sementara itu, posisi geografis Chad di Afrika Tengah menandakan adanya pasar untuk produk dan jasa Indonesia di negara itu.
Keahlian Indonesia di bidang manufaktur, obat-obatan, dan barang konsumsi (consumer goods) akan bisa merespons dengan baik kebutuhan-kebutuhan dari pasar Nigeria dan Chad.
“Indonesia punya fokus dalam memproduksi produk-produk tersertifikasi halal yang berkualitas tinggi. Kemampuan ini menempatkan Indonesia lain daripada yang lain. Indonesia mampu memenuhi kebutuhan yang meningkat di Nigeria dan Chad,” kata Arief.
Keahlian Indonesia dalam perdagangan, jika dipadukan dengan sumber daya alam dan pertumbuhan pasar di Nigeria dan Chad, akan mewujudkan kolaborasi skala besar yang bermanfaat bagi perekonomian semua pihak.
“Kita dapat bersama-sama membuka peluang baru, meningkatkan perdagangan, dan memperkuat hubungan Indonesia, Nigeria, dan Chad,” pungkas Arief.
Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan
Tag: Produk Halal