
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Tingkat kesejahteraan petani di Kalimantan Timur (Kaltim), tapi terpengaruh cuaca. Ketika cuaca bagus, panen petani naik, sehingga pendapatannya meningkat.
Sampai semester I 2024, atau hingga Triwulan II 2024 misalnya, NTP Kaltim tercatat sebesar 136,48, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni 128,13 dan juga lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 134,23.
“Peningkatan NTP didorong oleh lebih besarnya peningkatan indeks yang Diterima Petani (IT) dibandingkan dengan Indeks yang Dibayar Petani (IB),” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto dalam laporan Perkembangan Perekonomian Provinsi Kaltim.
Sejalan dengan hal tersebut, IT pada triwulan II tahun 2024 tercatat sebesar 164,75, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yakni 159,01, dan juga lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama di tahun sebelumnya, yakni 148,15.
“Peningkatan NTP dan IT tersebut tidak terlepas dari cuaca yang lebih kondusif bagi pertanian di tahun 2024, sehingga mendorong kualitas panen yang lebih baik pasca El-Nino,” ungkap Budi.
Sementara dari sisi IB, indeks meningkat dari 118,45 di triwulan I 2024 menjadi 120,72 di triwulan II 2024.
Peningkatan tersebut tidak lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan IT. Jika ditinjau NTP di sub-lapangan usaha, peningkatan NTP terbesar bersumber dari sub- lapangan usaha Perkebunan dan Hortikultura.
NTP pada sub-lapangan usaha Perkebunan dan Hortikultura pada triwulan II 2024 tercatat
secara berturut-turut sebesar 181,62, dan 117,48. NTP di kedua sub-lapangan usaha tersebut pada periode pelaporan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 176,21 untuk perkebunan serta 115,20 untuk hortikultura.
Peningkatan tersebut tidak terlepas dari panen yang lebih baik seiring curah hujan yang cukup kondusif bagi komoditas perkebunan, serta tibanya musim panen hortikultura seperti tomat dan bawang merah.
Menurut Budi, meskipun demikian, terdapat penurunan NTP pada sub-lapangan usaha perikanan, yakni dari 99,59 di triwulan I 2024 menjadi 99,06 pada triwulan II 2024.
“Penurunan diprakirakan akibat lebih tingginya curah hujan yang mengganggu aktivitas penangkapan ikan,” demikian Budi.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: NTP