
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Transaksi uang elektronik (UE) di Kalimantan Timur semakin jadi budaya dalam masyarakat, sehingga terus mengalami percepatan (akselerasi) dari sisi nominal maupun volume.
Pada triwulan II tahun 2024, nominal transaksi UE tumbuh 34,57% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2024 yang tumbuh 28,07% (yoy). Nominal transaksi UE triwulan II tahun 2024 tercatat Rp1,57 triliun, meningkat jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2024 yang tercatat Rp1,48 triliun.
Volume transaksi UE juga mengalami pertumbuhan sebesar 49,79% (yoy), terakselerasi apabila dibandingkan dengan triwulan I 2024 yang tumbuh 40,39% (yoy). Volume transaksi UE triwulan II tahun 2024 tercatat 13,89 juta transaksi, atau meningkat jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2024 yang tercatat 12,63 juta transaksi.
“Pertumbuhan transaksi UE baik dari sisi nominal maupun volume transaksi, di dukung dengan terus tumbuhnya jumlah akun UE,” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim), Budi Widihartanto dalam laporan Laporan Perekonomian Provinsi Kaltim.
Dilaporkan pula, pertumbuhan jumlah akun UE triwulan II tahun 2024 tercatat 21,57% (yoy), tumbuh lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan I 2024 yang tumbuh sebesar 17,19% (yoy).
“Jumlah akun UE triwulan II tahun 2024 tercatat 4,33 juta akun, juga meningkat apabila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2024 yang tercatat 4,09 juta akun,” ujar Budi.

Pertumbuhan transaksi dan jumlah akun UE sejalan dengan terus tumbuhnya pembayaran transaksi ritel di Kaltim melalui instrumen dan kanal nontunai antara lain transaksi di pusat perbelanjaan, transportasi, dan jalan tol.
Jumlah pengguna baru dan merchant QRIS terus mengalami peningkatan. Meneruskan tren pertumbuhan positif pada periode sebelumnya, jumlah pengguna QRIS pada triwulan II 2024 tumbuh tinggi sebesar 42,18 (yoy), meski melambat jika dibandingkan dengan triwulan I 2024 yang tumbuh 70,35% (yoy).
Menurut Budi, jumlah pengguna QRIS triwulan II tahun 2024 tercatat 760.563 pengguna, atau meningkat jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2024 yang tercatat 744.469 pengguna.
Pada triwulan yang sama, jumlah merchant QRIS juga tetap berada dalam tren pertumbuhan yang positif sebesar 35,09% (yoy), sedikit melambat jika dibandingkan dengan triwulan I 2024 yang mengalami pertumbuhan 36,46% (yoy).
“Jumlah merchant triwulan II tahun 2024 tercatat 521.350 merchant, meningkat dibandingkan dengan triwulan I tahun 2024 yang tercatat 501.456 merchant,” katanya.
Pertumbuhan jumlah pengguna QRIS yang tinggi tersebut sejalan dengan berbagai kegiatan sosialisasi, edukasi, dan publikasi yang gencar dilakukan untuk meningkatkan awareness dan minat masyarakat dalam menggunakan kanal QRIS. Transaksi QRIS baik dari sisi nominal maupun volume terus mengalami akselerasi.
Pada triwulan II tahun 2024, nominal transaksi QRIS tumbuh tinggi 205,33% (yoy), meski melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 206,36% (yoy). Nominal transaksi QRIS di triwulan II tahun 2024 tercatat Rp2,17 triliun, atau meningkat jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2024 yang tercatat Rp1,68 triliun.
“Volume transaksi QRIS juga mengalami pertumbuhan sebesar 273,67% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh 191,21% (yoy). Volume transaksi QRIS triwulan II tahun 2024 tercatat 15,13 juta transaksi,” pungkas Budi.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: Transaksi Non Tunai