
JAKARTA.NIAGA.ASIA – Di tengah situasi global yang tidak menentu, industri otomotif Indonesia tetap menunjukkan angka pertumbuhan yang luar biasa. Baik industri kendaraan bermotor (KBM) roda dua maupun roda empat, keduanya mampu bertahan dengan rantai pasok yang juga terus hidup.
Sepanjang periode Januari-Oktober 2024, industri KBM roda dua memiliki kinerja produksi sebesar 5,8 juta unit dengan penjualan 5,4 juta unit, dan ekspor CPU sebesar 458 unit. Begitu juga industri KBM roda empat, kinerja positif menunjukkan angka produksi meningkat sebesar 996 ribu unit, penjualan sebesar 710 ribu unit, ekspor CBU sebesar 390 ribu unit dan impor CBU sebesar 80 ribu unit.
“Angka ini setara dengan pertumbuhan sebesar 6,7 persen dari total keseluruhan pada tahun 2023,” ujar Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dalam diskusi panel Bloomberg Technoz Ecofest 2024 di Jakarta, Kamis (28/11).
Sejalan dengan hal itu, Ketua Satgas Transisi Energi Nasional Rachmat Kaimuddin menyampaikan beberapa negara tetangga sudah menyiapkan peralihan menuju Electric Vehicle (EV), salah satunya Thailand. Sehingga, kemungkinan pasar otomotif dikuasai oleh kendaraan listrik bukanlah lagi hal yang mustahil.
“Jadi, mungkin satu statistik yang saya selalu bawa adalah puncak penjualan kendaraan konvensional itu di tahun 2017. Dari tahun 2017 sampai hari ini, penjualan kendaraan konvensional di dunia itu sudah turun. Artinya, langkah transisi itu pasti harus kita tempuh,” kata Rachmat.
Jika dilihat dari pasar otomotif EV hari ini, Rachmat mengungkapkan merek-merek EV yang masuk ke Indonesia menyuguhkan berbagai produk-produk berkualitas tinggi.
Terlepas dari hal itu, Rachmat mengatakan tugas pemerintah Indonesia khususnya Kemenperin untuk menjaga dan memastikan agar masyarakat yang ingin membeli kendaraan listrik mendapatkan produk yang baik.
“Jadi jangan sampai nanti barang yang kurang baik yang masuk ke customer kita,” pungkasnya.
Sumber: Siaran Pers Kementerian Perindustrian | Editor: Intoniswan
Tag: Otomotif