Dua Pasien COVID-19 Dirawat di RSUD AW Sjahranie, Ini Alasan Sampel Diperiksa di Banjarbaru

Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Dua sampel uji swab antigen dengan hasil positif COVID-19 dari dua pasien yang dirawat di RSUD AW Sjahranie Samarinda, kini dikirim ke Laboratorium Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, untuk menjalani uji Polymerase Chain Reaction (PCR).

Hasil pemeriksaan PCR Laboratorium Kemenkes di Jalan H Mistar Cokrokusumo, Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan itu, hasilnya akan keluar dalam dua hari ke depan.

Meski secara fasilitas, Kaltim juga memiliki laboratorium PCR tidak kalah canggih, namun pengiriman sampel ke Banjarbaru mengacu pada edaran Kemenkes yang mengharuskan pemeriksaan sampel swab untuk diuji PCR di laboratorium pemerintah pusat, dalam hal ini Kemenkes.

“Laboratorium kita sebenarnya bisa saja. Tapi untuk rilis COVID-19 (dengan hasil positif dari uji PCR), harus dari Labkes milik pusat, Kementerian Kesehatan RI,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Jaya Mualimin, dikonfirmasi niaga.asia, Senin (9/6).

Jaya bilang, diperkirakan hasil pemeriksaan PCR akan keluar dalam dua hari ke depan, setelah sampel tiba dan diterima di laboratorium Banjarbaru.

“Kalau sampel sudah sampai, 2 hari bisa ada hasilnya,” ujar Jaya.

Sejak awal pandemi, pemeriksaan PCR sendiri sangat penting untuk lebih memastikan hasil dari uji antigen.

Meskipun demikian, Jaya Mualimin mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Ditegaskan Jaya, bahwa virus COVID-19 yang beredar saat ini tidak seganas pada awal pandemi di tahun 2019 lalu.

“COVID-19 sekarang tidak perlu dilawan, tapi dirawat dengan istirahat di rumah. Kasih obat flu, pakai masker sudah cukup. Sekarang variannya lebih ringan hanya flu biasa, jadi tidak perlu dirawat,” terang Jaya.

Selain itu, bagi masyarakat yang telah menerima vaksin COVID-19 sebanyak tiga kali, Jaya menekankan bahwa mereka tidak perlu terlalu mengkhawatirkan terpapar virus.

“Tidak perlu dilakukan vaksin lagi, karena kita sudah divaksin. Vaksin dilakukan untuk yang belum. Kalau yang sudah, sudah kebal,” demikian Jaya Mualimin.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | Adv Diskominfo Kaltim

Tag: