Bukan Banjir, Air di Balikpapan Cuma ‘Ngantri Keluar’

Banjir di kawasan Stadion Batakan Balikpapan, Kamis (19/6) (Istimewa)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Hujan deras yang mengguyur Kota Minyak, julukan ‘Balikpapan’, Kalimantan Timur (Kaltim), pada Kamis (19/6) pagi, menyebabkan sejumlah kawasan yang ada menjadi tergenang dan mengakibatkan lalu lintas tersendat.

Menanggapi banjir ini, Anggota DPRD Kaltim dari daerah pemilihan (dapil) Kota Balikpapan, H. Baba, menyinggung bahwa kondisi tersebut menjadi sinyal penting bagi pemerintah agar tidak menganggap sepele persoalan drainase dan tata kelola air kota.

“Enggak banjir, cuma anu aja, dia lagi ngantri keluar,” ucapnya menyinggung, Kamis (19/6).

Kendati begitu, Baba merasa bahwa genangan air di Kota Balikpapan bersifat sementara. Sebab sekitar 1-2 jam diperkirakan sudah surut.

“Kalau hujan sudah reda, paling lama satu sampai dua jam air sudah habis. Saya bilang itu bukan banjir, tapi airnya memang sedang antri keluar ke selokan,” jelas Ketua Komisi IV DPRD Kaltim tersebut.

Adapun banjir kali ini di Balikpapan melanda berbagai wilayah, diantaranya; Balikpapan Baru; Gunung Guntur; Gunung Kawi; Beler; Gunung Malang; Gunung Sari (simpang 3 BRI, jalan ditutup); Puskib dan Jalan MT Haryono; Damai serta Maxi Strat 1.

Kemudian, banjir juga melanda Jalan Asnawi Arbain (BJBJ); Tanjakan Global MT Haryono; Depan RS Hermina; Lampu merah Grand City; wilayah Batakan (depan Samator-Manggar Sari); Kebun Sayur; Panorama; Balikpapan Barat; dan Jalan Ahmad Yani (sekitar RS Ibnu Sina).

Baba menegaskan bahwa dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), seluruh daerah di Kaltim termasuk Balikpapan akan tetap mendapat perhatian. Ia menyebut, program-program pembangunan akan disesuaikan dengan visi dan rencana kerja Gubernur Kaltim.

“Saat ini saya lagi rapat bersama anggota RPJMD. Semua, 10 kabupaten/kota tentunya tetap akan menjadi perhatian dalam RPJMD. Nanti kita lihat bagaimana programnya Pak Gubernur. Kita menyamakan persepsi antara rencana Gubernur dan kebutuhan masyarakat di lapangan,” terangnya.

Terkait rencana Gubernur Kaltim yang akan mengeruk Sungai Mahakam dari sedimentasi, Baba menilai langkah tersebut sangat positif dan harus didukung oleh semua pihak. Sebab, pengurukan sungai ini bisa saja menambah pendapatan daerah dan dapat membantu mengurangi potensi banjir di wilayah hilir.

“Itu bagus untuk menambah pendapatan daerah. Salah satu cara mengurangi banjir juga. Kalau sungainya didalami, sedimennya dikeruk, air yang dari kota bisa lebih cepat turun ke sungai. Mengurangi banjir, pasti,” pungkasnya.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV DPRD Kaltim

Tag: