
SANGASANGA.NIAGA.ASIA – PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field memastikan bahwa semburan lumpur dan gas yang telah terjadi di sumur LSE-1176, Kelurahan Jawa, Kecamatan Sangasanga, berhasil dihentikan dalam waktu tiga hari. Kini, fokus utama adalah pemulihan layanan air bersih bagi warga yang terdampak.
“Tim berhasil menghentikan semburan pada Sabtu sore. Kami apresiasi kerja cepat tim dan dukungan para pemangku kepentingan,” kata Sigid dalam keterangan resminya kepada Niaga.Asia, Selasa malam (24/6).
Dijelaskan Sr Field Manager PEP Sangasanga Field, Sigid Setiawan, semburan yang keluar sejak Kamis (19/6) kemarin merupakan fluida, disebabkan oleh tekanan reservoir yang lebih tinggi dibanding tekanan hidrostatik, lumpur pengeboran berbasis air (water based mud). Kejadian itu tidak menimbulkan ledakan atau api, dan tidak ada korban jiwa.
“Peristiwa yang terjadi merupakan semburan gas kering bercampur air, di mana tidak menimbulkan ledakan ataupun api. Kejadian semburan seperti ini adalah risiko yang sudah dimitigasi dalam setiap kegiatan pengeboran sumur migas,” jelasnya.
PT PEP Sangasanga Field juga memastikan kondisi udara di sekitar lokasi tetap aman berdasarkan hasil pengukuran berkala. Dan selama penanganan, tidak ditemukan gas beracun maupun indikasi serius yang dapat membahayakan keselamatan masyarakat.
Kualitas air bersih akan menjadi perhatian utama setelah semburan terjadi. Masyarakat terdampak yang mengeluhkan bau menyengat dan perubahan warna air PDAM pun turut mendapat tanggapan dari Pertamina.

Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia, Dony Indrawan, mengungkapkan bahwa pihaknya langsung berkolaborasi dengan PDAM Tirta Mahakam untuk memulihkan fasilitas pengolahan air (Water Treatment Plant/WTP) dan jaringan distribusi.
“Kami bantu penuh pengurasan WTP, pembersihan reservoir, pembongkaran dan penggantian media filter, serta pembilasan jaringan,” terangnya.
Untuk penggantian total media filter tersebut, PEP Sangasanga Field memberikan dukungan logistik berupa 13.500 kilogram carbon active, 11.800 kilogram pasir silica, 1.250 kilogram Poly Aluminium Chlorida, serta pemberian biaya operasional untuk pengurasan dan pembersihan menyeluruh fasilitas WTP PDAM.
Tak hanya itu, Pertamina juga menyediakan depo air bersih, posko layanan kesehatan, serta berbagai perlengkapan dan asupan pendukung untuk memastikan perlindungan kesehatan warga sekitar. Seluruh kegiatan pemulihan dilakukan secara terukur dan terus diawasi.
“Kami terus berkoordinasi dengan PDAM, pemerintah daerah, dan instansi terkait agar pemulihan air bersih bisa tuntas dan layanan kembali normal,” beber Dony.
Dony juga mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan informasi tidak akurat yang bisa memicu kekhawatiran. Menurutnya, semburan seperti ini merupakan risiko teknis yang sudah dimitigasi sesuai prosedur pengeboran migas. Bahkan flare atau api yang terlihat dalam penanganan, lanjut Sigid, merupakan bagian dari proses pengamanan tekanan gas.
“Tidak semua semburan disertai ledakan dan berujung kebakaran. Justru api atau flare digunakan untuk membuang gas bertekanan tinggi secara aman,” tegasnya.
Perusahaan menjalankan prosedur mitigasi dan langkah-langkah penanganan dengan segera, terukur, dan fokus pada keselamatan pekerja, masyarakat, fasilitas, dan lingkungan. Tidak ada korban cedera maupun fatalitas dalam kejadian itu. Perusahaan juga berjanji akan mengevaluasi kejadian ini sebagai bahan perbaikan dan mitigasi risiko serupa di masa depan.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan
Tag: GasPertamina