
NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Memperkuat literasi dan inklusi keuangan di wilayah perbatasan Nunukan dengan Malaysia, PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Bankaltimtara) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kaltimtara menyelenggarakan kegiatan “GENCARKAN” (Gerakan Nasional Cerdas Keuangan) dengan sasaran Pekerja Migran Indonesia (PMI), calon PMI, serta keluarganya.
Kegiatan yang berlangsung di Ruang VIP Lantai 4 Kantor Bupati Nunukan ini dibuka secara resmi oleh Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan, Ir. Jabbar, M.Si, serta dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain Yulianta, Kepala Divisi Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Kaltimtara, Rita Kurniasih, Pemimpin Sekretariat Perusahaan Bankaltimtara, Amuniantoyo, Pemimpin Divisi Funding & Customer Management Bankaltimtara, dan Sarni, Plh. Kepala BP2MI Nunukan
Bankaltimtara Dorong Kesadaran Finansial
Rita Kurniasih dalam sambutannya menegaskan komitmen Bankaltimtara dalam mendukung peningkatan kesadaran finansial di kalangan PMI dan keluarganya melalui layanan edukatif dan perbankan yang inklusif.
“Bankaltimtara turut hadir membantu dan memberikan pemahaman pada sasaran kami yaitu Pekerja Migran, Calon Pekerja Migran dan Keluarganya agar paham mengenai pengelolaan keuangan dan juga menggunakan jasa–jasa yang disediakan oleh Perbankan. Tujuannya tentu untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,” jelasnya.
Langkah ini menunjukkan komitmen nyata Bankaltimtara dalam menjangkau masyarakat akar rumput, khususnya pekerja migran di wilayah perbatasan, dengan menghadirkan solusi keuangan yang tidak hanya mudah diakses, tetapi juga relevan dengan kebutuhan mereka sehari-hari.
Edukasi untuk Kemandirian Finansial
Sementara itu, Yulianta dari OJK Kaltimtara menekankan pentingnya literasi keuangan sebagai fondasi perlindungan konsumen, terutama di wilayah perbatasan seperti Nunukan yang menjadi pintu utama mobilitas PMI ke luar negeri.
“Harapan kami tentu saja kegiatan ini bisa membekali baik Pekerja Migran, Calon Pekerja Migran dan keluarganya agar bisa mengelola keuangan dengan baik dan memanfaatkan produk jasa keuangan yang sudah ada,” ujarnya.
Sebelumnya, Yulianta juga menyampaikan prinsip pengelolaan keuangan sederhana: 10% untuk dana sosial, 20% untuk investasi, 30% untuk pembayaran hutang, dan 40% untuk kebutuhan harian. Prinsip ini diharapkan mampu menjadi pedoman praktis bagi para PMI agar dapat menyiapkan masa depan yang lebih sejahtera.
Strategi Inklusi Keuangan di Perbatasan
Kabupaten Nunukan sebagai wilayah perbatasan strategis menghadapi tantangan unik dalam perlindungan dan akses keuangan masyarakat. Melalui kolaborasi lintas institusi, kegiatan GENCARKAN menjadi langkah konkret dalam menjawab tantangan tersebut dengan menghadirkan edukasi langsung kepada kelompok masyarakat paling rentan.
Melalui pendekatan sinergis antara regulator dan lembaga keuangan, GENCARKAN tidak hanya menjadi agenda edukasi, tetapi juga dorongan transformasi keuangan yang berdampak langsung. Bankaltimtara hadir tak sekadar sebagai penyedia layanan perbankan, melainkan sebagai mitra yang aktif mendampingi masyarakat menuju kemandirian finansial yang berkelanjutan.
Sumber: Bankaltimtara | Editor: Intoniswan
Tag: Bankaltimtara