Oleh: Arsinah Sadar, M.SI.

Tahun Baru Islam 1447 Hijriah bukan sekadar pergantian angka dalam kalender. Ia adalah momen refleksi, sebuah panggilan hijrah—bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara spiritual dan sosial. Di tengah arus digital yang deras, yang kerap mengikis nilai dan makna, kita—khususnya kaum perempuan Muslim—patut bertanya: Apa peran kita hari ini?
Era digital adalah anugerah luar biasa, namun juga menyimpan fitnah yang halus dan mematikan. Informasi bertebaran, tetapi tidak semuanya benar. Dunia terasa terbuka, tetapi juga menjadi ruang tak terbatas untuk kerusakan.
Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.”
(QS. Al-Isra’: 36)
Inilah peringatan Allah agar kita bijak dan bertanggung jawab secara digital. Literasi media bukan sekadar kemampuan teknologi, tapi juga kemampuan menjaga hati dan lisan di dunia maya.
Perempuan Muslim: Pilar Keluarga, Penjaga Peradaban
Sejak masa Rasulullah ﷺ, perempuan memiliki posisi penting—pendidik, pendamping, penjaga moral, dan pemimpin di rumah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rumah tangganya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Di era digital ini, kita tidak hanya menjaga rumah dari bahaya fisik, tapi juga dari pengaruh virtual yang tak terlihat. Kita adalah gatekeeper nilai dan budaya—di ruang nyata maupun digital.
Peran Organisasi Perempuan: Cahaya di Tengah Dunia Maya
Organisasi perempuan hari ini bukan sekadar ajang kumpul. Ia adalah benteng nilai, tempat belajar, dan ruang tumbuhnya solidaritas dalam menghadapi dunia yang terus berubah.
Langkah nyata yang dapat dilakukan antara lain:
Edukasi Etika Digital Islami
Pelatihan adab bermedsos, literasi informasi, dan bahaya hoaks.
Pelatihan Keterampilan Digital
Untuk ibu rumah tangga, guru, dan remaja putri agar tidak tertinggal.
Penguatan Komunitas Berbasis Qur’ani
Membangun forum digital yang sehat, inspiratif, dan bernilai.
Refleksi Hijrah: Dari Lalai ke Sadar, dari Pasif ke Aktif
Hijrah tidak selalu berarti berpindah tempat. Tapi bisa berarti berpindah sikap—dari lalai menjadi sadar, dari pasif menjadi pelaku perubahan.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
(QS. Ar-Ra’d: 11)
Kita tidak bisa menunggu dunia menjadi baik. Kita mulai dari rumah kita sendiri.
Aksi Perempuan Muslim di Dunia Maya
Kita adalah bagian dari sejarah. Setiap klik, unggahan, dan komentar kita adalah saksi digital. Maka jangan biarkan ruang maya kosong dari cahaya Islam.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.”
(HR. Muslim)
Di era ini, “tangan” kita adalah jempol. Gunakan untuk menebar kebaikan, bukan kerusakan.
Tahun Baru, Cahaya Baru
Tahun Baru Islam 1447 H adalah kesempatan untuk menyala kembali. Mari menjadi:
– Perempuan yang melek digital
– Ibu yang tangguh dalam iman
– Anggota masyarakat yang lembut dalam membimbing dan tegas dalam sikap.
Mari jaga keluarga, sinari komunitas, dan jadilah pelita zaman yang penuh ujian.
Selamat Tahun Baru Islam 1447 H
Semoga langkah-langkah kita menjadi jejak kebaikan, dan cahaya hijrah kita menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.
*) Penulis adalah Dosen FTIK UINSI Samarinda
Tag: Opini Publik