
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Prospek perekonomian Kaltim sejalan dengan prospek perkembangan ekonomi Indonesia, perekonomian Kaltim pada tahun 2025 diprakirakan akan melambat dibandingkan tahun sebelumnya dengan kisaran 5,00% – 5,80% (yoy), karena termoderasinya pertumbuhan lapangan usaha (LU) Pertambangan dan Konstruksi.
Target produksi (RKAB) batubara Kaltim tahun 2025 tercatat mencapai 380 juta ton, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 388,5 juta ton, atau terkontraksi sebesar 2%.
LU Konstruksi diprakirakan melambat seiring dengan pagu anggaran pembangunan IKN untuk keseluruhan tahun 2025 mengalami kontraksi sekitar 45% (yoy). Selain itu, bias bawah pada LU Konstruksi disebabkan oleh progres pembangunan proyek pengilangan minyak yang lebih lambat dari prakiraan sebelumnya.
”Perlambatan tersebut utamanya disebabkan oleh termoderasinya pertumbuhan LU Pertambangan dan LU Konstruksi,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto dalam laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Timur yang dipublikasikan, 12 Juni 2025.
Menurut Budi, perlambatan tersebut utamanya disebabkan oleh termoderasinya pertumbuhan LU Pertambangan yang tercermindari target produksi batu bara tahun 2025 yang tercatat lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sejalan dengan permintaan batubara Tiongkok seiring upaya negara tersebut untuk meningkatkan produksi batu bara domestik dan transisi menuju energi terbarukan.
“Adapun proyeksi di triwulan II 2025 cenderung bias bawah dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya, utamanya disebabkan oleh permintaan batubara India jenis thermal untuk pasokan PLTU yang diprakirakan melambat seiring pencabutan kebijakan wajib campuran batubara impor dan domestik<’ paparnya.

LU Pertambangan diprakirakan tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh rencana produksi yang terkontraksi sejalan dengan permintaan batubara dari negara mitra dagang yang cenderung menurun di 2025.
Kontraksi tersebut utamanya dipengaruhi oleh penurunan potensi konsumsi batubara dari negara mitra dagang strategis karena adanya pengembangan energi hijau yang mulai menggerus pasar batu bara sebagai sumber energi.
Permintaan konsumsi batubara Tiongkok pada 2025 hanya tumbuh 1 juta ton atau 0,02% (yoy) dari tahun sebelumnya, di tengah produksi batubara Tiongkok yang diprakirakan naik sebesar 1,5% (yoy) akibat perluasan kapasitas pertambangan.
Hal yang sama juga terjadi pada konsumsi India pada tahun 2025 yang diprakirakan hanya tumbuh 48 juta ton atau 3,65% (yoy) dari tahun sebelumnya. Meskipun demikian, perkiraan permintaan pada triwulan I 2025 masih cukup tinggi seiring tingginya konsumsi listrik di musim dingin.
Memasuki 2025, LU konstruksi diprakirakan melambat dari tahun sebelumnya seiring termoderasinya proyek konstruksi sektor pemerintah dan IKN. Kinerja LU konstruksi telah menunjukkan pertumbuhan yang tinggi sejak akselerasi pembangunan proyek infrastruktur yang berlangsung secara masif sepanjang 2024, terutama pembangunan IKN. Memasuki tahun 2025, pagu pembangunan IKN tercatat sebesar Rp10,11 triliun atau terkontraksi sebesar 75% (yoy).
Hal tersebut berisiko mempengaruhi progres pembangunan tahap II IKN yang diprakirakan akan termoderasi di tahun 2025. Kendati demikian, pembangunan proyek swasta di Kaltim yang diprakirakan masih cukup masif menjadi faktor penahan perlambatan LU konstruksi.
Nilai investasi swasta di Kaltim tahun 2025 diprakirakan bisa mencapai Rp79,86 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2024 sebesar Rp76,30 triliun.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: batubara