Forum Bisnis Uganda-Indonesia Meningkatkan Kemitraan dan Memperkuat Relasi Bilateral

Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti memperkenalkan batik Indonesia kepada Menteri Negara Bidang Perdagangan Uganda, Wilson Mbasu Mbadi beserta delegasi Uganda di Sarinah, Jakarta, Jum’at (11/7/2025) (Foto Kemendag/Niaga.Asia)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri menilai pelaksanaan Forum Bisnis Uganda-Indonesia merupakan titik awal yang strategis bagi kedua negara untuk meningkatkan kemitraan dan memperkuat relasi bilateral. Semangat utama yang mendasari forum bisnis tersebut yaitu people-to-people relation yang nantinya akan berdampak pada peningkatan kerja sama di berbagai bidang.

Hal tersebut disampaikan Wamendag Roro saat memberikan sambutan pada Forum Bisnis Uganda-Indonesia di Jakarta pada hari ini, Kamis (10/7). Turut hadir dalam acara ini Menteri Perdagangan Uganda, Wilson Mbasu Mbadi. Kegiatan ini diinisiasi oleh Uganda High Commission Malaysia yang juga menangani perdagangan lingkup Asia Tenggara dengan mengangkat tema “Unlocking Uganda’s Business Potential”.

“Hubungan dagang Indonesia dengan wilayah Afrika masih menyisakan banyak ruang untuk dieksplorasi, tak terkecuali Uganda. Kami senang sekali Indonesia menjadi negara pilihan Uganda untuk terlaksananya forum bisnis ini,” ucap Wamendag Roro.

Menteri Perdagangan Uganda, Wilson Mbasu Mbadi dalam kesempatan yang sama menerangkan bahwa, di tengah tantangan global, Indonesia dan Uganda harus bergandengan lebih erat untuk menciptakan kemitraan yang inklusif dan berkelanjutan. Ia juga mengundang Wamendag Roro datang ke Uganda.

Menanggapi hal ini, Wamendag Roro menyatakan antusiasimenya. “Kami akan pertimbangkan Uganda sebagai negara tujuan misi dagang kami selanjutnya, bahkan untuk keberadaan perwakilan perdagangan (perwadag) di sana,” jawabnya.

Terkait pemilihan Indonesia sebagai negara tujuan Forum Bisnis Uganda, Duta Besar Uganda untuk Malaysia yang juga terakreditasi di Indonesia, Betty Oyella Bigombe menjelaskan bahwa pertimbangan utamanya yaitu banyaknya kesamaan yang dimiliki Indonesia dan Uganda.

“Indonesia merupakan mitra penting bagi Uganda untuk kawasan Asia Tenggara. Kedua negara ini sama-sama kaya destinasi wisata, sumber daya mineral, minyak, dan gas yang membuat peluang kemitraan makin terbuka. Forum ini bukan hanya sebagai ajang untuk menampilkan keindahan Uganda, tetapi juga sarana untuk menjajaki pertumbuhan bersama,” tegas Betty Oyella.

Adapun beberapa bidang yang secara khusus diangkat oleh pihak Uganda melalui forum bisnis ini yaitu perdagangan, investasi, pariwisata, dan teknologi informasi. Wamendag Roro mendorong peserta forum untuk jeli menangkap peluang kolaborasi di bidang-bidang tersebut, termasuk kerja sama jangka panjang yang diyakini berdampak pada kesejahteraan di masing-masing negara. Pemerintah Indonesia siap mendukung dan memfasilitasi inisiatif positif dari pelaku usaha dan asosiasi.

Pada forum ini, Wamendag Roro juga memaparkan kinerja ekspor Indonesia yang menunjukkan kondisi prima dan mempertahankan tren positif. Adapun komoditas ekspor utama Indonesia ke Uganda yaitu baja stainless, minyak nabati, dan kaca. Sedangkan ekspor Uganda ke Indonesia didominasi oleh biji kakao, kulit domba, dan kulit kambing.

“Indonesia ingin menggali lebih jauh jenis produk yang diminati pasar di Uganda, mungkin di industri tekstil, kerajinan lokal, atau furnitur yang banyak digerakkan oleh UMKM Indonesia,” tandasnya.

Dalam rangkaian Forum Bisnis Uganda-Indonesia ini, diadakan lokakarya dan diskusi dengan tema-tema tertentu secara terpisah. Tujuannya untuk memfasilitasi pendalaman setiap sektor, networking, dan komunikasi secara langsung antara pelaku usaha Uganda dan pelaku usaha Indonesia.

Hadir sebagai peserta yaitu Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Aptiknas) yang telah melakukan kemitraan terkait teknologi informasi di beberapa negara di wilayah Afrika. Menurut pengurus DPP Aptiknas Andri Sugono, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mendapatkan informasi peluang yang tersedia di Uganda secara langsung.

“Kami mengapresiasi Kementerian Perdagangan karena terus mencari pasar ekspor baru, seperti di Afrika. Kami juga menilai bahwa ke depan akan diperlukan lebih banyak forum seperti ini dengan berbagai negara lain. Ini merupakan langkah konkret untuk menjajaki peluang lebih luas,” pungkasnya.

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan

Tag: