Kemendag – ERIA Kolaborasi Perkuat Riset untuk Kebijakan Perdagangan yang Lebih Unggul

Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kemendag, Rusmin Amin, dan Direktur Operasional ERIA, Takayuki Yamanaka tandatangani MoU disaksikan langsung oleh Mendag Busandan Presiden ERIA, Tetsuya Watanabe. (Foto Kemendag/Niaga.Asia)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Menteri Perdagangan Budi Santoso (Busan) menekankan pentingnya riset berkualitas tinggi untuk mendukung terbentuknya kebijakan perdagangan Indonesia yang efektif dan akuntabel. Dengan riset berkualitas, kebijakan perdagangan dapat memiliki arah yang jelas.

Mendag Busan menyampaikan hal ini dalam acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Perdagangan RI dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) Selasa, (22/7) di Kantor Kementerian Perdagangan.

MoU ini ditandatangani Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kemendag, Rusmin Amin, dan Direktur Operasional ERIA, Takayuki Yamanaka. Penandatanganan disaksikan langsung oleh Mendag Busandan Presiden ERIA, Tetsuya Watanabe.

“Kami mengapresiasi kesepakatan bersama yang sudah ditandatangani Kemendag dan ERIA. Kesepakatan bersama ini sekaligus menjadi langkah penting dalam peningkatan kualitas kebijakan perdagangan Indonesia, juga peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang perdagangan,” ujar Mendag Busan.

Mendag Busan secara khusus meminta BK Perdag untuk memanfaatkan kolaborasidengan ERIA ini secara maksimal guna menghasilkan lebih banyak riset perdaganganyang relevan dan berkualitas. Riset-riset tersebut diharapkan dapat menjadi landasan dalam menyempurnakan berbagai kebijakan perdagangan yang sudah ada maupun merumuskan kebijakan baru di masa depan.

“Riset kita sebenarnya tidakketinggalan. Mungkin terlupakan sajakarena kesibukantugasharian. Padahal, riset ini potensinya besar, seperti halnya perdaganganjasa yang potensinya besar, tetapi sering kalah terlihat dibandingkan perdaganganbarang,” kata Mendag Busan.

Dalam menghadapi lanskap ekonomi global yang semakin kompleks,Mendag Busan menegaskan, Indonesia membutuhkan kebijakan perdagangan yang didorong data(data-driven), berbasis risetyang mendalam, dan mengadopsi sudut pandang komprehensif.

“Riset adalah fondasi penting dalam mengambil kebijakan strategis seperti itu,” tambahnya.

Mendag Busan mencontohkan negara-negara maju, seperti Tiongkok yang kemajuannya didukung riset yang kuat.

“Saya pernah membaca riset tentang pengembangan sektor agrikultur di Tiongkok yang sudah disusun secara terencana hingga tahun 2050,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Mendag Busan berharap, ERIA sebagai lembaga riset regional yang kredibel dan independen dapat terus berkolaborasi dengan BKPerdag dalam mendukung program prioritas  Kemendag melalui beragam kegiatan.

“Kami berharap kolaborasi yang terjalin dapat berdampak lebih luas, melalui berbagai sesi pelatihan, lokakarya, dan forum diskusi bersama seperti Trade Policy Advisory Groupyang sebelumnya sudah pernah dilaksanakan,” ucap Mendag Busan.

Sementara itu, Presiden ERIA, Tetsuya Watanabe menegaskan komitmenuntuk terus mendukung Kemendag merumuskan kebijakan perdagangan yang adaptif, inovatif, dan berorientasi masa depan.Ia juga berharapkemitraan Kemendag dengan ERIA ini berkontribusi dalam pembangunan kawasan.

“ERIA berkomitmen untuk mendukung Kemendag dalam merumuskan kebijakan perdagangan yang aplikatif dandapat mendukung prioritas perdagangan Indonesia dalam menghadapi dinamika global yang terus berubah. Kami berharap kemitraan ini dapat turut berkontribusi membangun kawasan yang lebih tangguh, kompetitif, dan terhubung,” ujar Watanabe.

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan

Tag: