
BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Seminar dan Lokakarya Nasional ke-5 yang diselenggarakan oleh APKESMI di Balikpapan, menjadi momen penegasan komitmen pemerintah dalam mendekatkan layanan kesehatan primer kepada masyarakat.
Salah satu pilar utamanya adalah program Quick Win Kesehatan, yang menargetkan percepatan penanggulangan penyakit menular seperti Tuberkulosis (TBC), khususnya pada kelompok rentan seperti anak-anak.
Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, mewakili Gubernur Kalimantan Timur, menyatakan bahwa, Program Quick Win dirancang untuk mempercepat transformasi layanan primer, terutama melalui integrasi layanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
“Kami terus mendorong peningkatan kapasitas puskesmas, terutama di wilayah pelosok dan perbatasan, dengan penyediaan alat kesehatan, SDM, dan penguatan kolaborasi lintas sektor,” ujarnya.
Program tersebut juga menyasar penanggulangan TBC sebagai prioritas. Berdasarkan Global TB Report 2024, Indonesia mencatatkan 1,09 juta kasus TBC per tahun, menjadikannya negara dengan kasus kedua terbanyak di dunia. Dari jumlah tersebut, sekitar 135 ribu kasus terjadi pada anak-anak.
Ketua Umum APKESMI, Kusnadi, menekankan bahwa meskipun sistem layanan primer telah berkembang, tantangan distribusi layanan yang merata masih menjadi kendala, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
“Pemerataan layanan jadi fokus utama. Maka dari itu, Puskesmas harus siap dari sisi SDM, alat, serta sistem rujukan,” ucapnya.
Quick Win juga memfasilitasi pemanfaatan teknologi Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk diagnosis TBC di fasilitas layanan kesehatan tingkat pertama.
Hal tersebut menjadi kunci dalam mencegah keterlambatan penanganan, terutama pada anak yang sering tidak menunjukkan gejala khas.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Titis Prawitasari, menyoroti pentingnya keberpihakan program terhadap anak-anak penderita TB.
Ia menjelaskan bahwa intervensi gizi harus menjadi bagian integral dari penanganan TBC anak.
“Anak yang mengalami TB dan gizi buruk lebih sulit sembuh dan berisiko mengalami komplikasi tumbuh kembang,” jelas Dokter Spesialis Anak itu.
Selain penyediaan alat dan obat, APKESMI mendorong integrasi pemantauan tumbuh kembang dan edukasi gizi ke dalam layanan Puskesmas.
Pihaknya berharap, kegiatan ini tak hanya menjadi seremoni, namun bisa membawa dampak nyata bagi masyarakat, terutama dalam peningkatan layanan dasar yang lebih merata dan responsif.
Penulis: Putri | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: TBC