Dina Khasana Kusairi Wakili Kaltim di Ajang Puteri Kebudayaan Indonesia 2025

Puteri Kebudayaan Kaltim Tahun 2025 Dina Khasana Kusairi (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Lahir di Bontang, tanggal 16 Juni 2003, Dina Khasana Kusairi bukanlah sosok yang asing di dunia seni dan budaya di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Perempuan berzodiak Gemini ini adalah anak bungsu dari 3 bersaudara yang dikenal aktif dan penuh semangat.

Ia memiliki cita-cita untuk melestarikan serta memperkenalkan budaya daerahnya. Saat ini, Dina menyandang gelar Puteri Kebudayaan Kaltim Tahun 2025, sebuah tanggung jawab yang ia emban dalam mengangkat kekayaan budaya Kaltim ke panggung nasional.

Sejak kecil, Dina rupanya sudah menunjukkan ketertarikan pada dunia seni. Ia mulai tertarik pada tari tradisional sejak duduk di bangku TK. Orang tuanya, khususnya sang ibu, sangat mendukung minat dan kegigihannya.

Tak hanya seni tari, Dina juga aktif di berbagai bidang, seperti taekwondo, bahkan ia pernah meraih medali emas di cabang olahraga ini. Serta, ia juga pernah menjadi vokalis band sekolah.

Pada masa SMP dan SMA, Dina yang mulai menginjak usia ABG ini semakin mendalami dunia dance dan tari tradisional. Ia sangat aktif mengikuti kompetisi seperti Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), serta tampil dalam berbagai festival budaya yang diselenggarakan sekolah.

Semangatnya untuk mengembangkan diri juga muncul saat melihat para senior-seniornya di sekolah aktif dalam dunia duta dan pageant.

“Saya melihat banyak teman dan kakak kelas mengikuti ajang duta dengan attitude bagus dan advokasi yang kuat. Itu menjadi pemicu semangat saya untuk ikut juga,” beber Dina kepada Niaga.Asia, Jumat (1/8/2025).

Langkahnya ke dunia duta dimulai saat ia terpilih oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutai Timur sebagai perwakilan ke ajang Jambore Duta Pemuda Provinsi Kaltim. Kesempatan itu membuka jalan baginya untuk mengikuti ajang Puteri Bhinneka Sakti 2024, di mana ia sukses meraih Runner-Up 3 mewakili Kutai Timur.

Tak berhenti di sana, berkat dorongan dan dukungan dari rekan-rekannya di ajang itu, Dina melangkah ke Pemilihan Putera-Puteri Kebudayaan Indonesia yang diselenggarakan oleh Yayasan Satrio Nusantara. Ia berhasil lolos seleksi tingkat nasional dan kini menjadi wakil resmi Kaltim.

Seleksi yang dijalani Dina pun tidak mudah. Penilaian dilakukan sejak tahun sebelumnya, 2024, meliputi kemampuan public speaking, catwalk, attitude, wawancara, hingga keaktifan di media sosial.

“Mengikuti duta itu bukan hanya tentang gelar dan kecantikan saja, tapi juga tanggung jawab besar. Kita harus paham betul advokasi yang dibawa, sesuai dengan bidang masing-masing,” jelasnya.

Sebagai Puteri Kebudayaan, Dina menyadari tantangan zaman yang dihadapi budaya lokal, terutama di tengah serbuan budaya global dan tren digital. Namun baginya, tantangan ini justru membuka peluang untuk berinovasi.

“Saya melihat generasi muda sekarang itu kreatif. Ada sekolah yang membuat cerita rakyat lewat AI, pakai ChatGPT atau Gemini. Itu salah satu contoh budaya bisa bersaing secara global,” katanya.

Dina aktif mengisi mentoring zoom meeting bersama siswa-siswi SMP peserta Pemilihan Duta Siswa Kaltim, memberikan materi soal kebudayaan dan teknik public speaking. Baginya, edukasi ke generasi muda adalah kunci pelestarian budaya yang efektif.

Dalam perjalanannya, Dina mengakui bahwa kekuatan utamanya hingga sampai di titik ini sebenarnya datang dari diri sendiri. Namun, sosok ibu dan kakak pertamanya juga menjadi pendukung setia yang tidak tergantikan.

“Mereka yang selalu menemani saya hujan-hujanan, panas-panasan, cari sponsor, cari dukungan. Itu perjuangan yang tidak mudah,” ungkapnya haru.

Sebagai role model anak muda di zaman ini, Dina berpesan kepada remaja Kaltim agar terus percaya diri dan membekali diri dengan tiga hal, yakni ‘Brain, Beauty, Behavior’.

“Cantik itu bukan hanya penampilan luar, tapi hati dan attitude. Otak bukan soal pintar saja, tapi bagaimana kalian menguasai apa yang kalian bawa. Dan behavior, mental kalian itu harus kuat, siap berkompetisi dan berkorban,” pesannya.

Ia juga menekankan pentingnya penguasaan bahasa Inggris dan bahasa daerah sebagai modal penting untuk tampil di tingkat nasional dan internasional.

Dina berharap Pemerintah Provinsi Kaltim dan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur bisa benar-benar memberikan dukungan nyata bagi putra-putri daerah yang berjuang di ajang nasional.

“Ajang Puteri Kebudayaan Indonesia ini resmi dari Kementerian Kebudayaan RI. Dan ini juga pertama kalinya Kutai Timur mewakili Kaltim. Saya ingin Kaltim bisa bersuara lebih lantang soal kebudayaan, saya berharap ada support dari pemerintah terhadap saya yang mewakili Kaltim untuk maju ke ajang Pemilihan Puteri Kebudayaan Indonesia Tahun 2025,” harapnya.

Dina Khasana Kusairi, yang memiliki akun Instagram @naaa.khaaa adalah sosok yang membawa misi besar untuk menjembatani warisan budaya dengan masa depan digital, dan menginspirasi generasi muda Kaltim untuk bangga dengan akar budayanya.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan

Tag: