
JAKARTA.NIAGA.ASIA – Secara kumulatif, impor Indonesia pada Semester I 2025 mencapai USD 115,94 miliar atau tumbuh 5,25 persen (CtC). Peningkatan ini didorong oleh impor nonmigas yang naik 8,60 persen menjadi USD 100,07 miliar.
Struktur impor Semester I 2025 masih didominasi bahan baku/penolong dengan pangsa 71,38 persen, diikuti barang modal (19,84 persen) dan barang konsumsi (8,78 persen). Dibanding Semester I 2024, terjadi kenaikanimpor barang modal sebesar 20,90 persen dan impor bahan baku/penolong sebesar 2,56 persen (CtC), sedangkan impor barang konsumsi turun 2,47 persen.
”Kinerja ini menunjukkan pemulihan industri. Kenaikan impor bahan baku/penolong mencerminkan sinyal positif bahwa industri berjalan baik. Kami harap, kenaikan impor ini dapat berkontribusi pada kinerja ekspor industri manufaktur pada bulan mendatang,” kata Menteri Perdagangan, Budi Santoso (Busan) dalam Konferensi Pers, Senin (4/8/2025).
Impor barang modal dengan kenaikan tertinggi meliputi central processing unit (CPU), komponen telepon seluler, instrumen dan peralatan navigasi, mobil listrik, dan ponsel pintar. Selain itu, produk bahan baku/penolong dengan lonjakan impor tertinggi, yaitu logam mulia, biji kakao, barang kimia untuk cakram elektronik, sulfur, dan naptha. Di sisi lain, impor barang konsumsi turun terutama untuk bensin, bawang putih, dan pendingin ruangan.
Sementara itu, komoditas impor nonmigas dengan peningkatan tertinggi, antara lain, kakao dan olahannya (HS 18) yang naik 179,57 persen; logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71) 129,77 persen; serta kapal, perahu, dan struktur terapung (HS 89) 82,43 persen.
Menurut Busan, berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia pada semester I 2025 didominasi Tiongkok, Jepang, dan AS dengan kontribusi gabungan mencapai 52,30 persen terhadap total impor nonmigas. Sementara itu, negara asal impor dengan kenaikan tertinggi adalah Ekuador sebesar 136,37 persen, Uni Emirat Arab 89,92 persen, dan Arab Saudi 29,81 persen.
“Khusus periode Juni 2025, kinerja impornya tercatat sebesar USD 19,33 miliar. Nilai ini turun 4,82 persen dibanding Mei 2025 (MoM), tetapi meningkat 4,28 persen dibanding Juni 2024 (YoY),” demikian Busan.
Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan
Tag: Impor