Kemiskinan di Balikpapan Terendah di Indonesia, tapi Pengangguran Masih Cukup Tinggi

Jobfair di Balikpapan dalam rangka mengurangi pengangguran terbuka. (Foto Nomor Satu Kaltim)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 mencatat angka kemiskinan di

Kota Balikpapan terendah di Indonesia, yakni hanya 2,23 persen, angka ini berada di bawah rata-rata nasional.

Meski demikian, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Balikpapan masih menjadi perhatian. Pada tahun 2024, TPT tercatat sebesar 6,22 persen, mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 6,09 persen.

Demikian Sekretaris Kota Balikpapan, Muhaimin, menjelaskan perkembangan TPT dalam lima tahun terakhir.

“Tingkat pengangguran terbuka sudah turun dalam lima tahun terakhir. Pada 2020, TPT sebesar 9 persen. Kemudian menurun menjadi 6,2 persen pada 2024,” ucapnya, Senin (11/8/2025).

Muhaimin menyebut, bahwa target pemerintah kota dalam menangani pengangguran.

“Kami menargetkan tingkat pengangguran turun menjadi 5,2 persen pada 2030,” bebernya.

Menurutnya, penurunan pengangguran tersebut banyak disokong oleh perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Penurunan angka pengangguran bisa disokong oleh UMKM. Oleh karena itu, kami terus mendorong pertumbuhan UMKM baik secara kualitas maupun kuantitas,” ujar Muhaimin.

Selain UMKM, Pemkot juga fokus pada pengembangan kawasan industri.

“Kami akan meningkatkan peran kawasan industri, mulai dari Somber, Teritip, dan Kariangau, untuk menarik investasi di Balikpapan,” ungkapnya.

Muhaimin menekankan pentingnya kualitas ketenagakerjaan dalam penurunan TPT.

“Kami menyadari dalam mendorong penurunan tingkat pengangguran harus selaras dengan perbaikan kualitas ketenagakerjaan. Itu menjadi perhatian pemerintah daerah,” imbuhnya.

Untuk itu, Pemkot Balikpapan mengintensifkan program pelatihan kerja.

“Pemerintah kota akan terus mengintensifkan program pelatihan di dalam dan luar kota,” sebut Muhaimin.

Selain pelatihan, pihaknya mendorong program pemagangan juga dikembangkan.

“Kami mendorong program pemagangan di perusahaan dan UMKM sebagai bagian dari peningkatan kompetensi tenaga kerja,” jelasnya.

Kerja sama dengan dunia pendidikan dan industri juga menjadi fokus. Dengaan mempercepat layanan bagi pencari kerja melalui kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri.

Di sisi lain, Pemkot pun menyiapkan layanan khusus untuk pekerja disabilitas. Bahkan, lanjutnya, bagi pekerja disabilitas telah disiapkan unit layanan khusus melalui Dinas Tenaga Kerja Balikpapan.

Muhaimin mengungkapkan bahwa program-program ini akan terus berjalan dan dikembangkan secara lebih luas dan berkualitas selama lima tahun mendatang.

“Program itu akan terus berjalan dan dikembangkan lebih luas serta berkualitas untuk lima tahun mendatang,” tuturnya.

Dalam bidang pendidikan, Pemkot memperluas bantuan pendidikan tidak hanya untuk jalur formal.

“Bantuan pendidikan juga tidak lagi fokus untuk pendidikan formal, melainkan termasuk bantuan pendidikan peserta didik kesetaraan milik swasta,” katanya.

Harapan pemerintah kota, melalui strategi tersebut, kualitas sumber daya manusia di Balikpapan dapat meningkat dan memiliki daya saing.

“Harapannya dengan cara itu bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat berdaya saing,” tutup Muhaimin.

Penulis : Putri | Editor : Intoniswan

Tag: