
JAKARTA.NIAGA.ASIA – Digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tidak hanya berbicara onboarding pada platform niaga elektronik, tetapi juga pemanfaatan platform digital untuk mendukung aktivitas perdagangan, baik pemasaran, pembayaran, maupun pengiriman.
Saat ini, jumlah UMKM yang onboardingdi platform digital diperkirakan sebanyak 25 juta dari target 30 juta UMKM yang go digital. Namun, digitalisasi UMKM masih menghadapi tantangan. Data BPS menunjukkan, baru 41,51 persen pelaku usaha yang memanfaatkan niaga elektronik dengan konsentrasi terbesar di Jawa dan Sumatra pada tahun 2023.
Demikian disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri saat menjadi pembicara dalam WhatsApp Business Summit 2025 “Peranan Platform Digital untuk Pertumbuhan UMKM dan Ekonomi Digital Indonesia” yang diselenggarakan olehMeta Indonesia di Jakarta, Selasa (12/8).
Wamendag Roro juga menjelaskan, pada 2025, Kementerian Perdagangan memiliki program digitalisasi, antara lain per Juli 2025, sebanyak 6.115 pasar rakyat dan 317.429 pedagang pasar rakyat telah terdigitalisasi. Selain itu, ekspor melalui platform niaga elektronik, termasuk dalam ajang ASEAN Online Sale Day telah berlangsung pada 8–10 Agustus 2025.
Dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan yang cukup kuat di tengah dinamika global yang penuh tantangan. Stabilitas makroekonomi yang terjaga, didukung oleh konsumsi domestik dan investasi yang menguat, menjadi landasan penting bagi keberlanjutan pertumbuhan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2025 tumbuh sebesar 5,12 persen year-on-year(yoy). Jika dibandingkan dengan triwulan I-2025, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 4,04 persen.
Menurut Wamendag Roro, ekonomi digital menempati posisi strategis sebagai salah satu sumber utama pembangunan ekonomi Indonesia di masa mendatang.
“Berdasarkan laporan e-Conomy SEA, Indonesia memimpin kawasan ASEAN sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar dengan nilai ekonomi digital pada 2024 mencapai USD 90 miliar atau sekitar Rp1,4 triliun. Nilai tersebut diproyeksikan menyumbang hingga USD 366 miliar terhadap total ekonomi digital ASEAN pada 2030,” tambahnya.
Sektor niaga elektronik masih menjadi kontributor terbesar bagi ekonomi digital dengan nilai transaksi mencapai Rp512 triliun pada 2024. Nilai tersebut meningkat 12,77 persen (yoy). Perkembangan niaga elektronik tidak terlepas dari dukungan UMKM mengingat UMKM memberikan kontribusi 97 persen terhadappenyerapan tenaga kerja dan 61 persen terhadap PDB nasional.
Untuk menciptakan ekosistem niaga elektronik yang adil, sehat serta bermanfaat, dengan memperhatikan perkembangan teknologi yang dinamis, Kementerian Perdagangan menerbitkan Permendag Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik. Permendag ini juga bertujuan untuk mendukung pemberdayaan UMKM serta pelaku usaha niaga elektronik dalam negeri serta meningkatkan perlindungan konsumen.
Wamendag Roro menekankan, kolaborasi, kerja sama, dan adaptasi digital menjadi kata kunci dalam menghadapi tantangan perdagangan saat ini. Kehadiran platform di bawah naungan Meta Indonesia diharapkan dapat memfasilitasi promosi produk dalam negeri, dan membantu pogram pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan kesadaran terhadap produk dalam negeri.
Ke depan, kerja sama Kementerian Perdagangan dengan para pemangku kepentingan, termasuk Meta, dalam mendukung UMKM memanfaatkan platform digital dapat terwujud. Hal ini guna membuka akses ke pasar para UMKM ke dunia internasional.
“Kami berharap, Meta terus berkomitmen mendorong penguatan kapasitas dan pemberdayaan UMKM di Indonesia,serta memberikan ruang bagi produk Indonesia,” pungkasnya.
Penyelenggaraan WhatsApp Business Summit 2025 merupakan ajang berbagi pengetahuan, inovasi, serta wadah untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan UMKM dalam memajukan perdagangan digital Indonesia. Menurut CEO/Country Director Meta Indonesia Pieter Lydian, WhatsApp Business Summit diselenggarakan di Indonesia karena populasi digital Indonesia merupakan terbesar ke-4 di dunia.
“Hampir 90 persen masyarakat Indonesia kini menggunakan WhatsApp untuk mengirimkan pesan bisnis dan Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia Tenggara. WhatsApp terus menghadirkan berbagai fitur baru guna membantu bisnis di berbagai skala, sekaligus memberikan pengalaman yang personal dan tepat waktu bagi pelanggan,” ujar Pieter.
Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan
Tag: Digitalisasi