
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Yayasan Jantung Indonesia (YJI) memberikan bantuan uang tunai Rp8 juta kepada dua pasien penyakit jantung bawaan (PJB) sejak lahir di Kalimantan Timur, masing-masing yakni Shanum Diya Alnauza usia 1 tahun 4 bulan dan Aleysha Rizky Nugraha usia 3 tahun.
Bantuan ini diberikan untuk meringankan beban pembiayaan pendampingan dan pengobatan rumah sakit selama kedua balita itu dirawat
Manajer Bidang Preventif YJI Cabang Kaltim Achmadi menerangkan, masing-masing orang tua dan wali pasien PJB yang telah menjalani operasi di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita di Jakarta, menerima bantuan Rp 4 juta per orang. Kedua pasien PJB itu berasal dari kota Bontang dan Balikpapan.
Selain bantuan uang tunai, YJI juga membantu meringankan pembiayaan operasi para pasien selama sejak dirawat di RSJPD Harapan Kita beberapa bulan lalu.
“Selain bantuan tunai, YJI juga memberikan bantuan operasi yang di lakukan di RSJPD Harapan Kita yang di tanggung oleh YJI,” kata Achmadi ditemui di di Kadrie Oening Tower Kompleks Gelora Kadrie Oening Sempaja, Jalan PM Noor, Samarinda, Jumat 22 Agustus 2025.
Achmadi menegaskan YJI berkomitmen untuk terus hadir membantu anak-anak dengan penyakit jantung bawaan, agar mendapatkan akses pengobatan terbaik.
Menurutnya setiap detak jantung anak adalah kehidupan yang harus dijaga, dan setiap langkah kecil menuju kesembuhan adalah wujud nyata dari kepedulian bersama.

Untuk di Kaltim sendiri, bantuan ini tentunya bukan pertama kalinya. Di mana YJI Cabang Balikpapan juga telah membantu puluhan orang pasien jantung untuk sembuh.
“Kalau untuk YJI cabang Kaltim sejauh ini baru dia tadi. Tapi melalui YJI Cabang Balikpapan banyak (yang dibantu),” ujar Achmadi.
Kronologi Aleysha Didiagnosa PJB
Sementara, Rangga, orang tua dari pasien Aleysha Rizky Nugraha merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan dana pendamping pasien dari YJI untuk perawatan anaknya.
“Di luaran sana masih banyak orang tua pasien yang masih berjuang untuk anaknya, seperti saya,” kata Rangga.
Dia menceritakan kejadian awal anaknya biasa didiagnosa mengidap PJB sejak lahir ini.
“Awalnya dokter mengatakan ada kelainan pembentukan organ di bagian jantung dan pengecilan otak, kemudian kelainan pada pencernaannya, dan perbedaan paru-paru sebelah kiri dan kanan sehingga membengkak dan (ada) penyempitan pembuluh darah,” terang Rangga.
Rangga juga bilang kelainan organ dan penyempitan pembuluh darah ini baru diketahui saat pasien berumur 8 hari setelah kelahiran.

“Memasuki hari ke-8 terjadi kejang dan demam dan akhirnya terindikasi PJB. Saya dapat informasi dari dokter,” terang Rangga.
Anaknya Rangga, Aleysha Rizky Nugraha sendiri telah menjalani berbagai perawatan dan pengobatan. Di mana Aleysha sempat dirawat di RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan selama 38 hari dan akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita di Jakarta.
“Di RSJPD dilakukan pemasangan ring jantung,” jelasnya.
Setelah pemasangan ring jantung, saturasi oksigen jantung meningkat, namun tidak signifikan dari 40 persen menjadi 70-75 persen.
Kemudian di akhir Mei 2025, jantung Aleysha dipasang reteplase (rPA) indikasi koroner di jantung sebelah kanan, namun upaya tersebut tidak berhasil. Sampai akhirnya dokter memutuskan untuk mengoperasi pasien Aleysha.
“Alhamdulillah operasi berjalan selama 6 jam dan berhasil,” terangnya.
Sebelum YJI turun tangan memberikan bantuan, sebagain pengobatan Aleysha ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
“Kondisinya saat ini mulai membaik, namun masih ada kendala dan sekarang lagi di UGD RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan karena ada pembengkakan di bagian jantung dan cairan di paru-paru sebelah kiri,” demikian Rangga.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: BalikpapanBontangKesehatanPenyakit JantungSosial