Kaltim Kesulitan Cari Siswa Sekolah Rakyat Jenjang SD di Samarinda

Kepala Dinas Sosial Kaltim Andi Muhammad Ishak (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Dinas Sosial Kalimantan Timur masih kesulitan mencari calon siswa Sekolah Rakyat (SR) jenjang SD, di dua lokasi SR rintisan yang ada di SMAN 16 Samarinda dan Nalai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Samarinda.

Sampai dengan sekarang, jumlah calon siswa yang terdaftar masih berada jauh di bawah target.

Kepala Dinas Sosial Kaltim Andi Muhammad Ishak menjelaskan, dari tiga titik lokasi SR rintisan, baru satu yang sudah berjalan, yaitu yang berlokasi di kantor Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kaltim, Jalan Cipto Mangunkusumo, Samarinda.

“Untuk di BPMP Kaltim, MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) siswa sekolah rakyat sudah berjalan dari 15 Agustus. Sejauh ini untuk MPLS berjalan lancar,” kata Andi ditemui di Gelora Kadrie Oening, Sempaja, Samarinda, belum lama ini.

Diterangkan Andi, MPLS berlangsung selama dua pekan, untuk menjalani pembinaan karakter, mental dan sikap, sebelum menjalani proses belajar mengajar.

“MPLS ini bisa saja diperpanjang apabila kondisi siswa masih belum siap menerima pendidikan. Karena kita tahu, mereka ini datang dari latar belakang berbeda,” ujar Andi.

Sementara itu, dua lokasi rintisan lainnya yang masuk dalam tahap 1C ada di SMAN 16 Samarinda dan BPVP Saamarinda, yang rencananya baru akan memulai proses belajar mengajar pada awal September 2025 nanti.

Namun demikian, sejauh ini jumlah calon siswa yang mendaftar masih sangat sedikit. Berdasarkan data Dinsos Kaltim, baru 12 siswa yang mendaftarkan diri jenjang SD untuk bersekolah di SR rintisan SMAN 16 Samarinda, dan 14 siswa di SR rintisan BPVP Samarinda.

Angka ini tentunya masih jauh dari target, yaitu 25 siswa per kelasnya. Untuk SR rintisan tahap 1C di BPVP Samarinda dan SMAN 16 Samarinda menampung jenjang SD-SMA. Di mana, masing-masing sekolah ini akan membuka 2 kelas dengan masing-masing kelas 25 orang jenjang SD.

“Karena memang untuk mencari anak SD untuk siap bersekolah asrama, dan pisah dari orang tua dan sebaliknya, sulit,” terang Andi.

Untuk mengatasi masalah itu, Dinsos Kaltim mengambil langkah proaktif dengan menyisir panti-panti asuhan dan pesantren. Tim Dinsos gencar melakukan pendekatan, dengan harapan bisa memenuhi kuota yang dibutuhkan

“Kita akan cari terus dengan pendekatan yang masih dipanti asuhan maupun pesantren hingga akhir Agustus ini. Semoga kuota terpenuhi,” harap Andi.

Masih disampaikan Andi, seleksi siswa SR ini tidak sembarangan. Prioritas utama diberikan kepada anak-anak yang masuk Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) pada Desil 1 dan 2, dan dinyatakan sebagai keluarga tidak mampu atau ekonomi bawah.

Namun, jika kuota belum terpenuhi, mereka akan membuka kesempatan untuk desil 3 dan 4 kategori hampir miskin atau ekonomi menengah ke bawah.

“Di luar desil juga bisa, tapi kondisinya masih miskin dan kurang mampu. Nantinya akan diverifikasi lagi oleh BPS (untuk masuk dalam calon siswa Sekolah Rakyat ini),” demikian Andi Muhammad Ishak.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: