Setelah 4 Negara, Layanan QRIS Incar China dan Arab Saudi

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim Budi Widihartanto (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Bank Indonesia telah menghadirkan QRIS antarnegara. Pembayaran non tunai menggunakan pindai barcode itu sudah ada sejak tahun 2021, dan berlaku di Singapura, Malaysia, Thailand. Bahkan konektivitas QRIS antarnegara telah meluas ke Jepang sejak 17 Agustus 2025 lalu.

Dengan hanya bermodelkan Ponsel, masyarakat dapat berpergian dan melakukan transaksi tanpa perlu menukar mata uang secara fisik di masing-masing negara.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim Budi Widihartanto menjelaskan, konektivitas pembayaran QRIS antarnegara ini merupakan langkah strategis Bank Indonesia (BI) dalam memperluas jangkauan layanan pembayaran digital, menjadikannya lebih efisien dan aman, serta mendukung kemudahan transaksi digital.

“Bank Indonesia dan Bank sentral Jepang telah meluncurkan QRIS antarnegara. Sehingga transaksi digital sudah bisa dilakukan hanya melalui kanal QRIS di negara Jepang,” kata Budi ditemui di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Jumat 29 Agustus 2025.

Budi menjelaskan dengan terhubungnya QRIS antarnegara hingga ke Jepang, kini ada empat negara yang sudah terkoneksi, setelah sebelumnya Singapura, Malaysia, dan Thailand. Selanjutnya QRIS antarnegara tengah berupaya melakukan konertivitas yang sama dengan China dan Arab Saudi.

Dengan QRIS antarnegara ini memudahkan masyarakat Indonesia untuk bertransaksi di negara-negara itu, hanya dengan memindai kode QR (kode batang).

Sebaliknya, warga negara dari Jepang, Singapura, Malaysia, dan Thailand juga dapat bertransaksi dengan mudah di Indonesia menggunakan kode QR lokal mereka.

”Terpenting, saldonya ada dan bisa bertransaksi di negara-negara yang disebutkan tadi, hanya bermodalkan Ponsel,” jelasnya.

Sementara itu, Budi menjelaskan nama-nama penyebutan QRIS di masing-masing negara berbeda-beda. Seperti Thailand dikenal dengan PromptPay, Malaysia yakni DuitNow dan Singapura yakni SGQR. Meskipun berbeda nama dan penyebutannya, namun fungsi dan penggunaannya tetap sama.

“Sepanjang ada QR-kode untuk transaksi bisa melakukan transaksi dengan mudah. Misalkan di-scan angkanya 14¥ (yen) di QRIS, yang keluar tapi pakai bahasa Indonesia dan menggunakan kurs rupiahnya. Begitu juga negara lain sebaliknya,” demikian Budi Widihartanto.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: