Uji Kompetensi Penting Untuk Melahirkan Wartawan Beretika dan Berkualitas

Kepala Diskominfo Kaltim M Faisal (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Lembaga Uji Pikiran Rakyat menyelenggarakan uji kompetensi wartawan (UKW) angkatan ke-39, di Ruang WIEK Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, Samarinda, yang digelar 8-9 September 2025.

Ada 36 peserta dalam UKW itu. Mulai dari wartawan di Kalimantan Timur hingga Kalimantan Barat.

Ujian yang difasilitasi Pertamina Hulu Kaltim bersama SKK Migas, dan melibatkan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim ini, menyediakan tiga jenjang kompetensi Muda, Madya dan Utama.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim Muhammad Faisal menerangkan, selama menjalani ujian kompetensi terdapat tiga aspek utama yang menjadi fokus penilaian. Masing-masing adalah pengetahuan dasar, keterampilan, dan etika profesi yang berpedoman pada Kode Etik Jurnalistik (KEJ).

“Setelah memiliki kompetensi, seorang wartawan harus peka terhadap lingkungan sekitar,” kata Faisal saat membuka kegiatan UKW, Senin 8 September 2025.

Dijelaskan Faisal, dengan berbekal kartu UKW yang telah diuji kompetensinya, maka wartawan bersangkutan sudah sah menjadi wartawan yang berkompeten.

“Silahkan tetap menulis yang menjadi hak kalian. Namun tetap memberikan hak jawab kepada narasumber, serta menghormati pernyataan-pernyataan yang dianggap off the record,” ujar Faisal.

Ketua Lembaga Uji Pikiran Rakyat Refa Riana berharap kegiatan ini menghasilkan jurnalis yang terampil dan kompeten.

“Terdapat 11 mata uji yang diujikan untuk muda dan madya. Kemudian kemampuan dalam bekerja juga harus diperlihatkan kepada penguji,” tegasnya.

Ketua PWI Kaltim Abdurrahman Amin (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

Dalam kesempatan yang sama, Ketua PWI Kaltim, Abdurrahman Amin menyoroti dinamika besar yang dihadapi jurnalis saat ini, baik di dalam maupun luar negeri.

Dia melihat banyaknya peristiwa-peristiwa besar seperti demonstrasi yang terjadi belakangan ini di berbagai daerah, hingga kasus tragis yang menimpa jurnalis di Gaza, Palestina.

“Sangat menyayat hati. Jurnalis di Gaza sengaja dibom oleh pasukan Israel. Tujuannya adalah membungkam informasi utuh yang ada di sana,” kata Abdurrahman.

Abdurrahman juga menyoroti banyaknya pengaduan yang masuk ke Dewan Pers mencapai 625 laporan, serta maraknya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang menimpa wartawan di beberapa daerah. Menurutnya, hal ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi dunia jurnalistik.

“Kita berharap dengan kegiatan UKW ini melahirkan wartawan yang berkualitas,” ujar Abdurrahman Amin.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: