Gegara Omongan, Rekonstruksi Pembunuhan di Balikpapan Peragakan 40 Adegan

Rekonstruksi kasus penusukan di Balikpapan Selatan menampilkan adegan pergulatan antara korban dan tersangka yang menjadi titik krusial dalam kronologi peristiwa. (niaga.asia/Heri)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Polsek Balikpapan Selatan merekonstruksi kasus pembunuhan yang menewaskan seorang pemuda di kawasan Jalan Penegak, Balikpapan Selatan beberapa waktu lalu.

Rekonstruksi digelar Rabu 10 September 2025 di halaman Mako Polresta Balikpapan, setelah sebelumnya direncanakan berlangsung di tempat kejadian perkara (TKP).

Keputusan untuk memindahkan lokasi rekonstruksi ini dengan pertimbangan keamanan menjadi faktor utama, mengingat lokasi peristiwa berada di dekat kawasan padat penduduk serta area pemakaman PT Pupuk Kaltim.

“Analisa intelijen menunjukkan potensi kerawanan cukup tinggi kalau dilakukan di TKP. Sehingga demi kelancaran proses hukum, rekonstruksi dipusatkan di Mako Polresta,” kata Kanit Reskrim Polsek Balikpapan Selatan, Iptu Iskandar.

Dalam rekonstruksi yang menghadirkan tersangka Ghaly Saban Abimanyu (24), polisi memeragakan 40 adegan. Jumlah itu meningkat dari rencana awal 33 adegan, setelah ditemukan sejumlah detail tambahan yang harus dipertegas sesuai keterangan tersangka maupun saksi.

Hadir pula jaksa dari Kejaksaan Negeri Balikpapan untuk memastikan rangkaian rekonstruksi sejalan dengan berkas perkara. Setiap adegan diperagakan secara berurutan, mulai dari pertemuan korban dan pelaku, hingga detik-detik terjadinya penusukan yang merenggut nyawa Ade Ferry Hermawan (19).

Berdasarkan hasil pemeriksaan, polisi memastikan motif pelaku bukan terkait persaingan asmara, melainkan dipicu oleh emosi sesaat akibat ucapan korban yang menyinggung perasaan pelaku.

“Motifnya sakit hati. Tidak ada kaitannya dengan persoalan asmara seperti isu yang sempat beredar,” tegas Iskandar.

Ucapan korban yang dianggap menghina berbunyi, “Kamu mau nyusul ke kuburan sama bapakmu,” sambil menunjuk arah pemakaman. Perkataan itu menyulut emosi pelaku hingga akhirnya berujung pada perkelahian.

Adegan paling menegangkan diperagakan pada urutan ke-25. Saat itu korban dan pelaku terlibat pergumulan sengit. Dalam kondisi penuh amarah, pelaku mengeluarkan senjata tajam jenis kerambit, dan melakukan penusukan.

Tiga luka berhasil diidentifikasi ada di bagian kepala, tangan kiri, serta paha kiri korban. Dari ketiga luka itu, yang paling fatal adalah tusukan di paha yang mengenai pembuluh darah arteri.

“Itulah yang menyebabkan korban meninggal di lokasi kejadian, karena pendarahan hebat,” ungkap Iskandar.

Rekonstruksi berjalan dengan lancar, dan seluruh adegan dinyatakan sesuai dengan berita acara pemeriksaan (BAP) serta keterangan para saksi. Hal ini memperkuat keyakinan penyidik bahwa alur kejadian sudah tergambar jelas untuk dilanjutkan ke tahap persidangan.

Penulis: Heri | Editor: Saud Rosadi

Tag: