Bupati Nunukan Bantu Petani dengan Peralatan Panen Combine Harvester

Bupati Nunukan H. Irwan Sabri operasikan Harvester Combine (alat potong padi) bersama Kepala DKPP Nunukan, Muhtar dan Kepala Bappeda Nunukan Iwan Kurniawan di Desa Binalawan, Kecamatan Sebatik Barat. (Foto : Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Bupati Nunukan, Irwan Sabri, kembali merealisasikan janji kampanyenya  dengan memberikan bantuan Combine Harvester kepada Kelompok Tani (Gapoktan) Bina Bersama, Desa Binalawan, Kecamatan Sebatik Barat.

“Hari ini kita panen raya di Desa Binalawan menggunakan alat Combine Harvester yang fungsinya untuk mempermudah proses panen padi bagi petani,” kata Irwan pada Niaga.Asia, Rabu (10/09/2025).

Bupati mencoba mengendarai Combine Harvester bersama Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Nunukan, Muhtar dan Kepala Bappeda Nunukan Iwan Kurniawan.

Bantuan combine harvester untuk kelompok tani di pulau Sebatik merupakan bukti nyata bahwa pemerintah sangat peduli terhadap ketersedian padi dan sekaligus mendung program ketahanan pangan di daerah.

Combine harvester yang kini kelola oleh Gapoktan Bina Bersama adalah alat pemotong padi satu-satunya di Kabupaten Nunukan, bahkan di seluruh wilayah Kalimantan Utara, belum ada kelompok tani memiliki yang cukup canggih ini.

“Alat pemotong ini bantuan yang bersumber dari APBD Nunukan tahun 2025 dan baru pertama ada di Kabupaten Nunukan,” tuturnya.

Alat combine harvester adalah mesin pertanian yang menggabungkan tiga fungsi utama dalam satu proses yakni pemotongan, perontokan, dan pembersihan hasil panen seperti padi, jagung, dan gandum.

Sesuai fungsinya, Alat ini memungkinkan petani untuk memanen tanaman secara lebih cepat, efisien, dan mengurangi kebutuhan tenaga kerja manual dibandingkan metode tradisional yang masih menggunakan sabit arit.

“Tadi saya sudah coba kemudikan combine harvester, dari 15 menit alat dioperasikan mampu memanen padi sekitar 4 harung lebih,” kata bupati.

Dengan menggunakan combine harvester, petani dapat mempersingkat waktu kerja, sehingga waktu yang ada juga dapat digunakan untuk bercocok tanam lainnya atau bekerja di usaha rumput laut dan berkebun kelapa sawit.

Menurut bupati, pemerintah tidak pernah melarang masyarakat untuk menanam rumput laut atau kelapa sawit, namun jangan sampai meninggalkan lahan persawahannya karena hasil panen  sangat penting untuk memenuhi keluarga.

“Alhamdulilah sawah di Desa Binalawan, Kecamatan  Sebatik Barat, panennya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa,” ujarnya.

Desa Binalawan memiliki sekitar 120 hektar lahan sawah dengan hasil panen per hektar sekitar 6,2 ton gabah basah, sedangkan masa panen padi varietas pandan wangi saat ini sekitar 105 hari.

Hasil panen 120 hektar lahan persawahan mampu menghasilkan 744 ton gabah. Jika jumlah penduduk Desa Binalawan sebanyak 2.750 jiwa, maka kebutuhan beras telah terpenuhi untuk konsumsi 3 kali makan setiap harinya per jiwa.

“Alat panen sudah kita bantu, bibit dan pupuk dibantu juga, sekarang tinggal mengoptimalkan irigasi agar air tetap tersedia di musim kemarau,” terangnya.

Sementara itu, anggota DPRD Nunukan, Andre Pratama meminta pemerintah daerah, terutama dinas pekerjaan umum memperbaiki pintu irigasi di Desa Binalawan yang tidak dapat dinaik turunkan.

“Proyek irigasi itu dikerjakan tahun lalu, pintunya tidak bisa naik dan turun, jadi airnya meluap ke pemukiman masyarakat,” bebernya.

Sebagai anggota DPRD asal pulau Sebatik, Andre mengaku pernah berdiskusi dengan bupati  terkait keinginannya untuk menjadikan Desa Binalawan sebagai sentra produksi padi dengan jenis bibit padi khas.

“Misalnya di Krayan punya padi khas bernama Adan, kita mau seperti itu juga di Desa Binalawan, tolong carikan bibit apa yang bagus agar menjadi ciri khas padi disini,” pintanya.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Intoniswan | Advertorial

Tag: