
TENGGARONG.NIAGA.ASIA — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltim memberikan bantuan drone sprayer agriculture (drone semprot pertanian), beserta berbagai alat pertanian modern lainnya kepada para petani lokal Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kutai Kartanegara (Kukar), untuk mendukung transformasi pertanian berbasis teknologi.
Kepala BI Perwakilan Kaltim Budi Widihartanto mengatakan, bantuan alat pertanian berteknologi modern ini merupakan salah satu program tim inflasi daerah untuk meningkatkan suplai beras di wilayah Kaltim.
Berdasarkan data badan pusat statistik (BPS) Kaltim, jumlah produksi beras di Kaltim mencapai 249.642 ton padi pada tahun 2024, dengan lahan seluas 63.041 hektare.
“Artinya produktivitas padi Kaltim berada di level 3,9 ton per hektare-nya. Tapi angka ini masih di bawah rata rata nasional 5,29 ton per hektare,” kata Budi, di Lapangan Bola Kelurahan Bukit Biru, Jalan Margatama Mulawarman, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Jumat 12 September 2025.
Menurutnya, belum optimalnya hasil produktivitas padi di Kaltim ini dikarenakan kondisi lahan dan letak geografis lahan, masih relatif kurang subur.

Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan strategi dan inovasi di bidang pertanian, agar produksi padi meningkat untuk mencapai mencapai swasembada beras.
Adapun bantuan yang diberikan oleh BI bersama Pemprov Kaltim kepada sejumlah kelompok tani di Kukar, di antaranya paket drone sprayer agriculture beserta genset, paket demplot padi, hand tractor, transplanter, perangkat pertanian pintar berupa soil detector & sprinkler irrigation system, 6 unit mesin sortir beras dan mesin pengemasan vakum, serta dua unit sumur bor.
“Bantuan alat mesin pertanian ini untuk mendukung kerja suplai guna menjaga inflasi,” ujar Budi.
Penggunakan drone penyemprot pertanian ini, bisa mengoptimalkan dan mempersingkat waktu penyemprotan pupuk pestisida hingga 50 kali lipat di lahan pertanian Gapoktan Bukit Biru.
“Dengan yang biasanya waktu penyemprotan mencapai 6-8 jam per hektare menjadi 8-10 menit per hektare, dan ini juga bisa menurunkan biaya produksi 10-25 persen karena penyemprotan pestisida dan pemberian pupuk yang lebih merata tersebar di hamparan sawah ini,” jelas Budi.
Sementara Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji mengapresiasi BI Perwakilan Kaltim yang sudah memberikan perhatian lebih kepada para petani Kaltim, guna meningkatkan ketahanan pangan di daerah.

“Kita hari ini panen kurang lebih 6,2 ton per hektare dengan total luasan 10 hektare. Ke depannya, semoga panennya bisa tiga kali per tahun. Dengan begitu, otomatis Kaltim segera swasembada pangan, khususnya beras,” kata Seno.
Dijelaksan Seno, bahwa alat-alat pertanian modern ini telah digunakan oleh beberapa petani di Kukar, meski belum menyeluruh.
Karena itu penyerahan bantuan alat pertanian modern ini kepada Gapoktan, maka otomatis dapat meningkatkan produksi padi di Kukar.
“Kita akan intensifkan. Seluruh petani Gapoktan jadi menggunakan alat yang sama, karena alat ini menghemat waktu,” terang Seno.
Ke depannya pemberian bantuan alat pertanian modern ini juga akan menyasar secara merata di 10 kabupaten/kota yang ada di Kaltim.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: BI KaltimKutai KartanegaraPemprov KaltimPertanianSeno AjiTeknologiTeknologi Pertanian