
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Fraksi PKS, Subandi, mengkritik kondisi Terminal Tipe B Sungai Kunjang yang kian tak terurus. Ia menilai, bangunan terminal yang sudah berdiri selama tiga dekade ini banyak mengalami kerusakan, tidak aman dan nyaman, sehingga pengguna bus memilih naik bus di luar terminal.
Seharusnya kata Subandi, fasilitas publik tersebut segera direvitalisasi agar bisa kembali berfungsi optimal sebagai simpul transportasi utama di Ibu Kota Kaltim.
“Fasilitas umum Terminal Sungai Kunjang sangat memprihatinkan. Padahal notabene yang banyak menggunakan itu sebenarnya, mohon maaf, kan masyarakat menengah ke bawah. Jadi seharusnya bisa diperhatikan,” ujarnya pada Niaga.Asia, Kamis (11/9).
Pembangunan kembali terminal tersebut kata Subandi, sebenarnya selaras dengan misi nomor tiga pasangan Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud dan Wakil Gubernur Seno Aji, yaitu meningkatkan pembangunan infrastruktur guna menunjang kegiatan perekonomian, pelayanan publik, dan kesehatan.
“Masuk dalam JosPol. Apalagi terminal ini bagian dari pelayanan publik yang vital. Jika diperhatikan dan dibangun ulang, masyarakat bisa nyaman dan menikmati perjalanannya. Jangan sampai mentang-mentang murah, lalu fasilitasnya diabaikan,” singgungnya.
Melihat fakta bahwa aktivitas Terminal Sungai Kunjang di Jalan Untung Suropati Samarinda semakin menurun. Dari 82 keberangkatan bus per hari pada era 1990-an hingga awal 2000-an, kini hanya tersisa 25 keberangkatan saja. Ia berpendapat bahwa penurunan itu karena banyaknya masyarakat yang lebih memilih menggunakan terminal bayangan atau lebih suka menunggu bus di pinggir jalan.
“Kondisi terminal resmi dari pemerintah, kita tahu kan kurang representatif. Padahal kalau terminalnya nyaman, pasti masyarakat lebih tertarik lewat terminal resmi, bukan terminal bayangan. Ini kan aset pemerintah, harus kita jaga dan rawat agar bermanfaat,” terangnya.
Politikus dari dapil Kota Samarinda itu juga mengingatkan agar Pemerintah Provinsi Kaltim tidak hanya fokus pada program-program berslogan saja, tetapi juga harus memperhatikan kebutuhan riil di lapangan.
“Kayaknya, konsentrasinya ke GratisPol dan lain-lain ya. Padahal yang di depan mata kita ini justru kurang diperhatikan,” tegasnya.

Revitalisasi terminal, menurut Subandi, tidak hanya akan meningkatkan kenyamanan para penumpang, tetapi juga akan berdampak pada geliat ekonomi rakyat kecil yang bergantung pada transportasi darat.
“Posisinya jelas, ini kan untuk masyarakat menengah ke bawah yang bepergian ke Kota Balikpapan, Kota Bangun, dan daerah lainnya. Jadi sudah seharusnya ada perhatian serius. Jangan sampai Terminal Sungai Kunjang ini dibiarkan terbengkalai, sementara di sisi lain kita bicara besar soal pembangunan infrastruktur,” tuturnya.
Walau ia mengaku belum mengetahui detail perkembangan terakhir soal alokasi anggaran revitalisasi. Namun, dirinya sebagai salah satu anggota komisi III DPRD Provinsi Kaltim yang membidangi infrastruktur, berkomitmen akan mendorong alokasi anggaran revitalisasi agar bisa masuk dalam APBD 2026.
“Kalau memang 2025 tertunda karena adanya efisiensi anggaran, maka tahun 2026 harus kita dorong. Terminal Sungai Kunjang tidak boleh terus jadi wacana tanpa kepastian,” pungkasnya.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan
Tag: Busterminal busTransportasi