
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Timur (Timur) melihat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kaltim berdampak signifikan terhadap pertumbuhan kepariwisataan dan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan baik lokal, nasional maupun internasional.
Hal ini diperkuat dengan capaian Kaltim berhasil menempati peringkat keempat dengan skor 4,54 dalam Indeks Pembangunan Pariwisata Nasional (IPKN) terbaik tahun 2024, yang disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) saat itu, Sandiaga Salahuddin Uno, pada acara East Java Travel and Tourism Discussion di Vasa Hotel Surabaya.
Kepala Dispar Kaltim Ririn Sari Dewi menegaskan, pembangunan IKN menjadi faktor kunci yang mendongkrak popularitas dan kualitas pariwisata di Kaltim.
“Efek pembangunan IKN mendukung kepariwisataan di Kaltim. Alhamdulillah dari 38 provinsi di Indonesia, kita masuk urutan keempat pembangunan pariwisata terbaik,” kata Ririn, dalam acara bincang-bincang pariwisata, bertempat di Samarinda Theme Park, Jalan DI Panjaitan, Jumat 26 September 2025 malam.
Meskipun begitu, Ririn mengakui kontribusi sektor pariwisata Kaltim terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum optimal dan masih perlu ditingkatkan. Di mana persentase kontribusi sektor pariwisata untuk peningkatan PAD Kaltim masih di bawah 10 persen saat ini.
“Dibandingkan dengan Bali dan Yogyakarta, sektor pariwisata mereka menjadi kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mereka dan kita belum seperti mereka,” jelasnya.
Untuk mendongkrak kontribusi itu, Dispar Kaltim mengambil langkah strategis dengan melakukan diversifikasi ekonomi sektor pariwisata.
Fokusnya tidak hanya pada kunjungan wisatawan ke tempat wisata, tetapi juga pada penyelenggaraan event-event berskala besar yang mampu menarik wisatawan datang ke daerah seperti penyelenggaraan kegiatan lokal bertaraf nasional bahkan internasional, di mana salah satunya East Borneo International Folklore Festival (EBIFF).
Selain event, akselerasi pembangunan infrastruktur juga menjadi prioritas utama. Dispar Kaltim mendorong kolaborasi intensif dengan pihak swasta dan dinas terkait seperti PUPR-PERA Kaltim maupun PU Kabupaten/kota.
Peningkatan akses jalan dan infrastruktur penunjang lokasi destinasi wisata juga mutlak dibutuhkan untuk mempermudah aksesibilitas pengunjung.
“Jumlah destinasi wisata kita hampir 600-an. Tapi ada beberapa yang belum bisa tergarap dan terbengkalai, sehingga perlu sinergi antara pemerintah dan pihak swasta untuk pengembangan pariwisata agar dapat lebih baik ke depannya,” terang Ririn.
Sedangkan di sisi promosi, Dispar Kaltim gencar memanfaatkan platform digital seperti website dan media sosial. Mereka juga aktif berkolaborasi dengan media dan komunitas untuk mempromosikan wisata yang ada di Kaltim.
“Hal seperti ini, tentu dapat meningkatkan tren pemasaran pariwisata yang ada di Kaltim semakin baik dan memperluas pengenalan wisata Kaltim untuk lebih dikenal masyarakat luas,” demikian Ririn Sari Dewi.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: IKNKaltimPariwisata