
JAKARTA.NIAGA.ASIA –Kementerian Perdagangan berkomitmen mewujudkan perdagangan inklusif yang mengedepankan kesetaraan dan memberdayakankelompok rentan. Komitmen tersebut tecermin dari sesi pitching yang juga merupakanbagian dari program prioritas Kemendag, yaitu UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor).
“Kemendag berupaya memastikan agarkelompok rentan, dalam hal ini penyandang disabilitas, turutdiberdayakan secara nyata dalam aktivitas ekonomi nasional danglobal. Kami ingin menunjukkan bahwa partisipasi penyandang disabilitas dalam ekspor juga merupakan bentuk kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan perwujudan pemberdayaan sosial,” ujar Menteri Perdagangan Budi Santoso (Busan) di sesi pitching dengan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sociopreneur ekspor yang memberdayakan penyandang disabilitas.
Pitchingdihadiri empat perwakilan perdagangan (perwadag) RI di luar negeri dan diikuti tiga pelaku UMKM. Kegiatan tersebut digelar secara virtual pada 26—29 September 2025 dan menjadi upaya Kemendang mendorong ekspor sambil mengampanyekanpemberdayaan sosial.
Keempat perwadag RI yang dihadirkan dalam pitching adalah Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Santiago di Cile, ITPC Osaka di Jepang, Atase Perdagangan Berlin di Jerman, dan Atase Perdagangan Bangkok di Thailand.
Dengan mengikuti pitching tersebut, para UMKM sociopreneur ini dapat memanfaatkan terbukanya pasar ekspor dari program UMKM BISA Ekspor. Terlebih lagi, pitching kali ini mencerminkan implementasi prinsipBisnis dan Hak Asasi Manusia (BHAM) di sektor perdagangan.
“Pemberdayaan kelompok rentan dalam ekosistem UMKM merupakan hal penting yang harus mendapat perhatian serius. Kemendagakan terus mendukung pemberdayaan kelompok rentan melalui berbagai program untukmemperluas jangkauan pasar dan meningkatkan kualitas produkUMKM Indonesia agar semakin kompetitif di pasar global,” kata Mendag Busan.
Ketiga UMKM yang berpartisipasi dalam kegiatan ini berasal dari Jawa Tengah dan Timur.Mendag Busan berharap, semakin banyak UMKM sociopreneur ekspor memanfaatkan UMKM BISA Ekspor agar produk buatan penyandang disabilitas yang masuk ke pasar ekspor terus bertambah.
UMKM pertama adalah BJ Homemade dari Semarang, Jawa Tengah. UMKM ini bergerak di bidang produksi kacamata kayu dengan memanfaatkan limbah kayu seperti jati, sonokeling, nangka, dan kayu gugu sebagai bahan baku utama bingkai kacamata. Selain itu, produk sarung kacamata juga dibuat menggunakan kain perca sisa produksi industri tekstil.
BJ Homemade melibatkan komunitas difabel tuna daksa dari Komunitas Difabel Mandiri (KDM) dalam seluruh rangkaian proses produksinya. UMKM ini tengah membuka peluang ekspor ke Cile. Sebelumnya, BJ Homemade telah menjajaki ekspor ke Korea Selatan dan Arab Saudi.
UMKM kedua, yaitu CV Kinasih Abyudaya dari Jawa Timur. UMKM ini menawarkan produk fesyen dan aksesori batik berciri khas teknik ciprat yang memadukan unsur spontanitas dan estetika. Produk yang ditawarkan sangat beragam, mulai dari kain, pakaian, tas, dompet, hingga sajadah.
CV Kinasih telah menorehkan beberapa prestasi membanggakan, di antaranya, yaitu memecahkan rekor MURI dengan kegiatan 500 penyandang disabilitas membatik secara serentak dan penghargaan UMKM Awards 2022 dari Bank Jatim
.CV Kinasih Abyudaya juga telah berpartisipasi pada berbagai ajang promosi termasuk sebagai salah satu perwakilan pelaku usaha Indonesia pada Expo Dubai 2021. Produk batik cipratnya kini dipasarkan ke Australia dan Selandia Baru.
Ketiga, Zahida Painting dari Bojonegoro dengan produk kain seperti tas dan dompet serta busana lukis buatan tangan. Sebanyak 8 dari 25 pekerjanya adalah penyandang disabilitas. Karya Zahida Painting telah dipasarkan hingga mancanegara, antara lain, ke Uni Emirat Arab, Thailand, dan Singapura. Produk-produknya juga telah mendapat permintaan pengiriman produk lanjutan (repeat order) dari Malaysia dan India.
Pemilik Zahida Painting, Hidayah, mengapresiasi Kemendag atas kesempatan berpartisipasi dalam kegiatan pitching. Menurutnya, kegiatan ini memberikan wawasan, terutama dalam membuka akses pasar ke tujuan ekspor baru.
“Terima kasih Kemendag telah memfasilitasi kami dengan kegiatan pitchingini. Masukan yang disampaikan oleh Atase Perdagangan Berlin dan Bangkok sangat bermanfaat bagi pengembangan usaha kami, khususnya dalam memahami strategi dan kiat memasuki pasar ekspor, ” ujar Hidayah.
Sumber: Siaran Pers Kemendag | Editor: Intoniswan
Tag: UMKM