
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Jumlah perusahaan konstruksi di Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami peningkatan, dari 4.468 unit pada tahun 2020 menjadi 6.976 unit pada tahun 2024.
“Peningkatan ini terjadi pada perusahaan dengan berskala kecil dan skala menengah,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur, Dr Yusniar Juliana, S.ST., MIDEC dalam publikasi “Statistik Daerah Provinsi Kalimantan Timur 2025” yang dirilis untuk publik, September 2025.
“Di sisi lain, perusahaan konstruksi dengan skala besar di Kalimantan Timur pada tahun 2024 mengalami penurunan, dari 52 unit pada tahun 2020 menjadi 35 unit pada tahun 2024,” sambungnya.

Menurut Yusniar, sektor konstruksi di Kaltim memiliki peranan penting dalam menunjang kelancaran kegiatan ekonomi lainnya. Selain itu, sektor ini juga sangat membantu dalam menyediakan lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi angka pengangguran serta menciptakan pendapatan bagi masyarakat.
Pada tahun 2024, kontribusi Sektor Konstruksi terhadap total PDRB Kaltim juga cukup tinggi, yaitu sebesar 11,87 persen, yang merupakan penyumbang nilai tambah ketiga terbesar setelah sektor pertambangan dan penggalian dan industri pengolahan.
“Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) di tahun 2024 menunjukkan tingkat kemahalan biaya konstruksi di wilayah Kaltim dengan membandingkan biaya di wilayah (kota) acuan, yaitu Surabaya. Secara umum, biaya konstruksi di Kaltim relatif lebih mahal dibandingkan di Kota Surabaya. Hal
ini terlihat dari besaran indeks pada tahun 2016-2024 yang bernilai di atas 100,” papar Yusniar.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: Konstruksi