
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Wakil Gubernur Kaltim menyoroti maraknya penyebaran informasi di media sosial yang sering kali mengabaikan etika dan kontrol kebenaran, dalam memuat informasi pemberitaan.
Akun-akun di berbagai platform Instagram dan lainnya yang kerap mengutip berita tanpa verifikasi mendalam, berpotensi besar menyulut hoaks dan merusak kondusifitas daerah.
Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji mengapresiasi insan pers resmi di Kaltim yang telah menjunjung tinggi kode etik, dan aturan baku dalam menjalankan profesi.
Menurutnya, terdapat perbedaan fundamental antara kerja pers profesional dan aktivitas akun-akun media sosial yang bergerak tanpa akuntabilitas.
“Kami tahu bahwa pers saat ini sudah menjunjung tinggi bagaimana media yang seharusnya. Mereka punya disclaimer tertentu dan aturan yang diterapkan seluruh insan pers di Kaltim,” kata Seno, saat acara Musda Serikat Perusahaan Pers (SPS) di Hotel Fugo, Samarinda, Sabtu 11 Oktober 2025.
Meskipun kebebasan pers dijamin, namun kebebasan tersebut tetap dibarengi dengan etika, terutama saat berhadapan dengan narasumber.
“Selain kebebasan juga ada etika. Insan pers memberikan etika saat melakukan wawancara dengan orang yang diwawancarai,” ujar Seno.
Seno melihat bahwa betapa sulitnya mengontrol penyebaran informasi di ranah media sosial. Dampak buruknya terlihat jelas ketika berita yang belum tentu kebenarannya disertai komentar-komentar provokatif dari akun anonim, berujung pada potensi pecahnya kekondusifan di daerah.
“Saat ini banyak di media sosial, yang amat sangat sulit terkontrol memberikan berita hoaks dan tidak benar. Disertai dengan komentar dari akun tidak jelas, ini perlu fungsi kontrol” sebut Seno.
Kemudian penggunaan judul clickbait, terutama di kalangan pengelola akun berita muda yang mengejar sensasi dan keuntungan semata. Judul sensasional ini sering kali mengundang asumsi negatif, meski isi beritanya benar, semua dilakukan demi mengejar sensasi dan keuntungan.
“Judul tersebut akhirnya dikutip mereka tanpa membaca isi berita. Ini juga memberikan efek tidak baik bagi pemberitaan,” jelas Seno.
Terakhir, Seno Aji meminta insan pers di Kaltim untuk terus menjadi kontrol dan meluruskan pemberitaan yang salah di tengah masyarakat, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.
“Jurnalis bisa membantu pemerintah untuk meluruskan kebenaran tersebut, dan memberikan informasi kepada masyarakat secara baik dan benar,” demikian Seno Aji.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: HoaksKaltimMedia SosialSeno AjiViral