
INCHEON.NIAGA.ASIA – Para Menteri Reformasi Struktural Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) juga menekankan pentingnya peran sektor swasta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, inovasi,dan penciptaan lapangan kerja, termasuk melalui Asia-Pasific Economic Cooperation Business Advisory Council (ABAC).
Hal itu disampikan Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri mewakili Menteri Koordinator Bidang Perekonomian memimpin Delegasi Indonesia pada Pertemuan Tingkat Menteri Reformasi Struktural Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Structural Reform Ministerial Meeting(SRMM) ke-4 yang diselenggarakan di Incheon, Korea Selatan pada 22–23 Oktober 2025.
“ABAC berperan penting dalam memastikan kebijakan reformasi struktural APEC tetap selaras dengan dinamika dunia usaha dan mampu menciptakan ekosistem ekonomi yang kompetitif, inklusif, dan adaptif terhadap perubahan global,” katanya.
Wamendag Roro mengatakan, rekomendasi dari ABAC akan menjadi masukan strategis dalam perumusan kebijakan APEC ke depan, khususnya untuk memperkuat integrasi ekonomi kawasan serta mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dalam pertemuan tersebut, para Menteri Reformasi Struktural APEC juga menyoroti pentingnya peningkatan efisiensi pasar dan kemudahan berusaha di kawasan. Para menteri menyambut baik keberhasilan pelaksanaan Third APEC Ease of Doing Business (EoDB) Action Plan 2020–2025 dan mengesahkan Fourth EoDB Action Plan 2026–2035.
“Melalui rencana baru ini, APEC menargetkan peningkatan sebesar 20 persen dalam lima area prioritas hingga 2035 guna memperkuat kinerja ekonomi dan memperlancar arus perdagangan di kawasan. Selain itu, para menteri menegaskan komitmen untuk mendorong penerapan Good Regulatory Practices (GRP) yang menjamin lingkungan regulasi yang transparan, efisien, dan dapat diprediksi,” ungkap Wamendag Roro.
Dalam konteks percepatan transformasi digital dan kemajuan teknologi, APEC menilai perlunya tata kelola regulasi yang adaptif agar kebijakan tetap relevan dengan dinamika inovasi. Para menteri juga mendorong kerja sama regulasi internasional guna menghapushambatan yang tidak perlu, memperkuat interoperabilitas, serta mengadopsi standar global yang sesuai.
APEC juga menyoroti pentingnya peningkatan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan pelatihan, layanan kesehatan, serta dukungan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai tulang punggung perekonomian.
Selain itu, APEC berkomitmen memperkuat jaring pengaman sosial untuk melindungi masyarakat dari dampak perubahan ekonomi dan sosial, termasuk akibat kehilangan pekerjaan, disabilitas, atau transisi usia kerja.Tidak sampai di situ, APEC menyoroti peran penting sektor jasa sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi di kawasan.
Melalui APEC Services Competitiveness Roadmap (ASCR) 2016–2025, APEC mendorong reformasi di sektor jasa dannon-jasa secara berkesinambungan sebagai bagian dari implementasi SEAASR 2026–2030. Kerja sama lintas-fora antara Komite Ekonomi, Group on Services, dan sub-fora terkait lainnya diharapkan dapat memperkuat daya saing dan integrasi sektor jasa di kawasan.
Pertemuan SRMM ke-4 ini dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Ekonomi dan Keuangan Korea Selatan Koo Yun Cheol. Adapun APEC 2025 mengusung tema “Building a Sustainable Tomorrow: Connect, Innovate, Prosper.”
Sumber: Siaran Pers Kemendag | Editor: Intoniswan
Tag: APEC