
TENGGARONG.NIAGA.ASIA – Sekitar 200 hektare lahan pertanian yang ada di kawasan Rapak Rabau, Desa Bengkuring RT 39, Kelurahan Loa Ipuh, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tak bisa ditanami akibat sering tergenang air.
Kondisi ini membuat petani setempat kesulitan melakukan proses tanam dalam beberapa musim terakhir. Mendengar keluhan itu, Bupati Kukar Aulia Rahman Basri langsung turun ke lapangan untuk melihat persoalan yang dialami warganya.
Ia didampingi organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dan Anggota DPRD Kabupaten Kukar dari Fraksi PDI Perjuangan Fatlon Nisa. Kunjungan Bupati Aulia Rahman Basri pada Kamis sore (23/10) adalah bentuk tanggap cepat terhadap laporan yang diterimanya dari masyarakat sekitar.
Dari hasil pemantauan di lapangan, sekitar 200 hektare lahan sawah tak bisa dimanfaatkan akibat genangan air yang tidak mengalir dengan baik, sehingga lahan-lahan pertanian di sana menjadi banjir.
“Hari ini kita lihat langsung lokasi di Loa Ipuh. Dari laporan masyarakat, sekitar 200 hektare lahan di sini tidak bisa ditanami karena banjir terus-menerus. Jadi memang harus ada intervensi dengan melakukan normalisasi aliran air atau sungai,” ujarnya.
Dijelaskannya, persoalan utama berada pada sistem pengairan yang tidak lancar, sehingga air yang seharusnya mengalir ke sungai justru menggenangi area sawah. Hal ini membuat para petani tidak dapat melakukan proses tanam secara optimal, padahal wilayah itu merupakan salah satu kawasan potensial untuk produksi padi di Kukar.
Maka, ia menegaskan bahwa langkah cepat yang akan diambil pihaknya adalah melakukan normalisasi aliran air di wilayah tersebut dan peningkatan infrastruktur pengairan. Program tersebut akan dimasukkan dalam anggaran tahun 2026, dengan estimasi biaya antara Rp8 hingga Rp10 miliar.
“Kita sudah lihat langsung dan ini memang harus segera ditangani. Tahun depan kita intervensi melalui anggaran 2026. Rencana ini sudah disusun Dinas Pekerjaan Umum, dan kami pastikan dimasukkan dalam pembiayaan tahun depan,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Aulia Rahman Basri mengharapkan anggota DPRD Kutai Kartanegara, Fatlon, ikut mengawal proses penganggaran agar program bisa segera direalisasikan.
Selain masalah banjir, Bupati Aulia Rahman Basri juga menyoroti kondisi jalan usaha tani di sekitar lahan pertanian yang turut menjadi hambatan bagi petani dalam mengangkut hasil panen. Ia memastikan perbaikan jalan usaha tani akan menjadi satu paket dalam program intervensi pertanian tahun depan.
“Jalan yang kita injak ini bagian dari jalan usaha tani yang membawa hasil panen keluar. Jadi nanti kita juga akan lakukan perbaikan sekaligus agar produktivitas petani meningkat,” tuturnya.
Pemerintah Kabupaten Kukar melalui program Kukar Idaman Terbaik terus berkomitmen memperkuat sektor pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan yang sudah ada, bukan membuka lahan baru.
Dari total 17.000 hektare sawah yang dimiliki Kabupaten Kukar, sekitar 13.000 hektare sudah aktif ditanami, sementara sisanya masih perlu dioptimalkan, termasuk 200 hektare yang kini terendam di Loa Ipuh.
Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan bahwa wilayah Kelurahan Jahab juga akan menjadi perhatian pemerintah selanjutnya karena mengalami persoalan serupa dengan Loa Ipuh.
“Kita ingin fokus di pengairan dan jalan usaha tani. Di Jahab juga ada kondisi yang sama, jadi nanti kita intervensi di dua titik sekaligus agar lahan-lahan tidur ini bisa kembali produktif,” pungkasnya.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | Advertorial
Tag: Irigasi