
NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Anggota DPRD Nunukan, Muhammad Mansur meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Nunukan, memperhatikan kebutuhan sarana dan prasarana SMPN 02 Nunukan yang keberadaan sekolahnya dikelilingi hutan dan perkebunan milik masyarakat.
“Saya baru berkunjung ke SMPN 2 Nunukan, guru-guru mengeluhkan belum adanya pagar sekolah, sehingga tidak jarang hewan berbahaya seperti ular berbisa dan lainnya masuk ke lingkungan sekolah,” kata Mansur pada Niaga.Asia, Rabu (05/11/2025).
Pembangunan pagar sekolah sangat penting guna melindungi aktivitas kegiatan belajar dari kegiatan luar, sekaligus sebagai penanda batas luasan lahan sekolah dengan lahan-lahan kebun milik warga.
Beberapa guru SMPN 02 Nunukan pernah melihat keberadaan sarang ular berbisa di belakang sekolah diantara rimbunnya pepohonan, ular-ular tersebut seringkali berkeliaran masuk ke lingkungan sekolah.
“Jangan menunggu ada korban. Tolong Disdik Nunukan perhatikan permintaan sekolah untuk pembangunan pagar,” ujarnya.
Selain persoalan keselamatan lingkungan sekolah, Mansur mendapat keluhan dari guru terkait lapangan upacara SMPN 02 Nunukan yang tidak dapat digunakan ketika musim hujan karena becek dan tergenang air, sekolah juga belum terpasang jaringan air bersih.
Pihak sekolah meminta Pemerintah Nunukan dapat mengalokasikan anggaran guna perbaikan lapangan upacara, agar aktivitas kegiatan sekolah dan lainnya dapat berjalan dengan baik sesuai aturan pendidikan.
“Guru di sekolah minta lapangan di semenisasi atau pasang paving blok, jadi kalau musim hutan tetap bisa upacara dan berkegiatan lain,” ujarnya.
Bus Sekolah Dipinjam Dinas
Hal lainnya menjadi keluhan sekolah adalah bus sekolah satu-satunya untuk antar jemput untuk anak – anak terkadang tidak dapat digunakan karena dipinjam oleh dinas untuk kegiatan pemerintah daerah.

Padahal, lanjut Mansur, fungsi bus sekolah sangat penting guna membantu sarana transportasi anak-anak yang domisilinya jauh dari sekolah, terutama bagi anak keluarga miskin yang tidak memiliki kendaraan pribadi untuk antar jemput ke sekolah.
“Saya heran kenapa dinas-dinas ini mengorbankan anak-anak sekolah, kalau perlu kendaraan cari kendaraan lain, jangan bus sekolah dipinjam,” tuturnya.
Selain sering dipinjam dinas pemerintah, bus sekolah SMPN 02 Nunukan yang berusia cukup lama mulai mengalami kerusakan akibat tingginya aktivitas antar jemput anak setiap hari ke sekolah.
Bus sekolah yang mulai tidak layak pakai bisa saja membahayakan anak-anak sekolah, karena lintasan jalan menuju lokasi sekolah di Jalan Sei Fatimah Nunukan, melewati jalan tanjakan cukup tinggi dan berbelok-belok.
“Dari pada Silpa tiap tahun dikembalikan ke negara, kenapa uang itu tidak digunakan untuk kemajuan pendidikan di Nunukan,” ujarnya.
Penulis : Budi Anshori | Editor Intoniswan | Advertorial
Tag: Pendidikan