
TENGGARONG.NIAGA.ASIA – Camat memiliki peran yang penting sebagai garda terdepan untuk mencegah dan menangani kekerasan terhadap anak di wilayahnya masing-masing. Peran strategis tersendiri menjadi kunci untuk memastikan perlindungan anak bisa berjalan efektif hingga level desa dan kelurahan.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutai Kartanegara (Kukar) menginstruksikan seluruh camat agar mempercepat pembentukan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Terhadap Anak Berbasis Masyarakat (PPATBM) di wilayahnya masing-masing.
Penegasan tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar, Sunggono Kasnu, saat membuka Sosialisasi PPATBM dengan tema ‘Membangun Desa/Kelurahan Ramah Anak dengan Mengoptimalkan PPATBM’ di Hotel Harris Samarinda, Jumat malam (7/11).
“Kami meminta peran aktif para camat untuk bisa memastikan PPATBM ini terbentuk dan berjalan. Melalui kecamatan, sosialisasi serta penanganan kekerasan pada perempuan dan anak diharapkan bisa dilakukan lebih masif sampai ke desa dan kelurahan,” ujarnya.
Pemerintah daerah kata dia, terus berupaya menekan angka kekerasan terhadap anak dan perempuan. Meski kondisi di Kabupaten Kukar belum mencapai level yang mengkhawatirkan, namun langkah-langkah preventif tetap harus diperkuat.
“Kita patut bersyukur, meski kekerasan pada anak dan perempuan masih sangat banyak tapi belum sampai tahap mengkhawatirkan. Namun, kami tetap harus mengupayakan bahwa angkanya setiap waktu terus menurun,” jelasnya.
“Dan Pak Camat sebagai kepala wilayah, kita harapkan bisa mengambil peran yang penting untuk penanganannya, bersama-sama seluruh masyarakat dan unsur masyarakat lainnya,” tambahnya.
Plt Kepala DP3A Kukar, Hero Suprayitno pun turut menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menguatkan jejaring dan koordinasi antar lembaga penanganan perlindungan anak, termasuk melalui PPATBM sebagai ujung tombak pencegahan di tingkat masyarakat.
Disampaikannya, bahwa salah satu tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman kepada para camat mengenai peran, fungsi, dan urgensi PPATBM. Sebab, ia mengakui masih terdapat sejumlah wilayah di Kukar yang belum maksimal memahami dan mengimplementasikan program tersebut.
“Sebagian camat belum begitu mengenal dan belum familiar dengan apa yang disebut PPATBM. Padahal PPATBM ini adalah fondasi kita untuk upaya perlindungan anak berbasis masyarakat,” terangnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa semestinya PPATBM sudah terbentuk di seluruh desa dan kelurahan di Kukar. Namun hingga kini, baru 63 PPATBM yang tercatat aktif. Situasi ini, menurutnya, menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dikejar melalui percepatan pembentukan dan penguatan kelembagaan di tingkat desa dan kelurahan.
“Seharusnya di setiap desa dan kelurahan PPATBM sudah terbentuk ratusan, tapi kita baru 63. Oleh karena itu, kami harap setelah pertemuan ini para camat bisa duduk bareng dan mendorong percepatan pembentukan PPATBM di wilayahnya masing-masing,” tegas Hero.
Pada kesempatan itu, ia juga menjelaskan bahwa PPATBM berperan sebagai relawan berbasis masyarakat yang bekerja bersama pemerintah dalam mencegah dan menangani serta merespons cepat dugaan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Keberadaan lembaga ini menjadi elemen yang sangat penting dalam upaya mewujudkan Kukar sebagai Kabupaten Layak Anak.
“PPATBM ini relawan yang bekerja bersama kita. Jadi koordinasi dan kolaborasi ke depan harus semakin kuat untuk mendukung Kukar sebagai Kabupaten Layak Anak,” tuturnya.
Kegiatan sosialisasi ini diikuti sebanyak 20 camat se-Kukar, serta dihadiri jajaran DP3A. Hero berharap seluruh peserta bisa mengawal agenda ini secara berkelanjutan. Terlebih, isu perlindungan anak saat ini menjadi perhatian serius pemerintah pusat, yang dibahas pula dalam pertemuan daring terbaru bersama Kementerian Dalam Negeri.
“Hal ini juga menjadi perhatian nasional. Dalam pertemuan dengan Kemendagri, salah satu fokusnya adalah bagaimana pemerintah daerah menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Maka kita harus bergerak bersama,” pungkasnya.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | Advertorial
Tag: Anak